Jelang Sulteng Negeri 1000 Megalith, Dinas Pariwisata akan Gelar Pelatihan kepada Masyarakat Behoa

oleh -
Kadis Pariwisata Provinsi Sulteng Diah Agustiningsih

PALU – Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah Diah Agustiningsih mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar Pelatihan Pembangunan Homestay dan Kerajinan Oleh-oleh Menjelang Peresmian Negeri 1000 Megalith.

Diah Agustiningsih mengatakan, menjelang peresmian Negeri 1000 Megalith yang akan berlangsung pada tanggal 28 Oktober 2023, pihaknya berencana akan menggelar serangkaian pelatihan pembangunan homestay, rumah makan, dan kerajinan oleh-oleh kepada masyarakat Kecamatan Lore Tengah, khususnya di Desa Behoa.

Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mempersiapkan masyarakat setempat dalam menyambut kehadiran Negeri 1000 Megalith, serta memperkuat infrastruktur pariwisata di wilayah tersebut. Diharapkan dengan adanya homestay, rumah makan, dan kerajinan oleh-oleh, akan memberikan dukungan yang kuat terhadap potensi pariwisata di kecamatan Lero Tengah, Kabupaten Poso.

“Saya berencana sebelum di resmikan negeri 1000 megalith oleh Gubernur Sulteng Rusdy Mastura pada 28 Oktober mendatang. Saya akan menggelar pelatihan kepada masyarakat setempat. Tadi Pak Asisten III, Kabupaten Poso sudah meminta di Desa Behoa, karena lokasi megalith juga berada di wilayah ini sehingga saya putuskan di Desa Behoa saja,” ujar Diah Agustiningsih pada kegiatan Festival Tampolore, di Desa Behoa, Sabtu (17/6).

Melalui pelatihan ini, dia berharap masyarakat Kecamatan Lore Tengah, terutama di Desa Behoa, dapat menjadi tuan rumah yang baik dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan serta produk pariwisata. Dia pun yakin kehadiran homestay, rumah makan, dan kerajinan oleh-oleh akan memberikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Menurutnya, pelatihan pembangunan homestay akan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta dalam merancang, membangun, dan mengelola homestay yang ramah wisata. Peserta akan diajarkan mengenai aspek-aspek penting seperti kebersihan, keramahan, serta pengenalan budaya lokal kepada para wisatawan yang akan menginap di homestay tersebut.

Diharapkan homestay yang dibangun masyarakat setempat akan memberikan pengalaman yang unik dan autentik bagi para pengunjung.

Sementara itu, pelatihan rumah makan akan fokus pada pengembangan kemampuan kuliner dan pelayanan. Peserta akan diberikan pengetahuan mengenai berbagai jenis makanan khas daerah dan cara penyajiannya yang menarik. Diharapkan rumah makan yang dijalankan oleh masyarakat setempat akan menjadi tempat kuliner yang menarik bagi wisatawan, sehingga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal.

Selain itu, pelatihan kerajinan oleh-oleh akan memberikan keterampilan kepada peserta dalam membuat dan mengemas produk kerajinan tangan yang mencerminkan keunikan budaya daerah. Diharapkan kerajinan oleh-oleh yang diproduksi oleh masyarakat setempat akan menjadi oleh-oleh yang diminati oleh para wisatawan sebagai kenang-kenangan saat berkunjung ke Negeri 1000 Megalith.

“Jika semua sarana dan prasarana mendukung pengunjung obyek wisata ini akan betah, yang tadinya cuma berkunjung satu atau dua hari bisa jadi lima hari. Homestay harus bersih dan MCK harus bersih, begitu juga kulinernya harus enak-enak, tetapi makanan tidak boleh pedas. Selain itu, juga oleh-olehnya juga harus lebih siap, karena para wisatawan yang berkunjung di patung megalith pasti bangga sudah berada di tempat ini. Jadi masyarakat paling tidak menyiapkan oleh-oleh ciri khas dari tempat ini,” ujar Diah.
Reporter Irma