Jelang Pemilu 2024, Kampanye Literasi Anti-Hoaks Penting untuk Generasi Muda

oleh -

JAKARTA – Seiring mendekatnya pemilihan umum (pemilu) dalam beberapa bulan ke depan, hoaks atau disinformasi menjadi ancaman serius yang dapat menggoyahkan kestabilan masyarakat. Penyebaran hoaks tidak hanya menjadi alat untuk mendapatkan dukungan politik, tetapi juga mengancam integritas sosial.

Penyebaran hoaks menyebar dengan cepat, terutama di platform media sosial seperti WhatsApp, Instagram, Tiktok, Youtube, Facebook, dan lainnya. Menurut catatan Medialink, hoaks telah menjadi bagian integral dari politik, menuntut perhatian serius dari semua pihak terkait.

Direktur Eksekutif Medialink, Ahmad Faisol, menyoroti bahwa media sosial memainkan peran besar dalam meningkatkan penyebaran hoaks, tidak hanya dalam isu politik, tetapi juga isu-isu strategis seperti moderasi beragama, radikalisme, dan kebebasan beragama. Media sosial, sebagai new media, memiliki sifat partisipatif dan berjejaring, membuatnya menjadi alat yang efektif untuk penyebaran hoaks tanpa kendala sensor.

BACA JUGA :  Tersinggung dengan Ahmad Ali, Samsurizal: Saya Pilih Pribumi!

“Catatan dari riset media monitoring yang kita lakukan di 2022-2023, hoaks ini masih menjadi persoalan harus segera mendapat perhatian serius dari semua stakeholder,” ujar Direktur Eksekutif Medialink Ahmad Faisol.

Generasi muda, khususnya kelompok usia 20-29 tahun (milenial dan Gen Z), menjadi konsumen utama new media dan memiliki peran besar dalam Pemilu 2024. Faisol memperingatkan bahwa tidak mengatasi hoaks dalam politik dapat mengancam kualitas demokrasi, merusak akal sehat calon pemilih, dan bahkan mendelegitimasi proses pemilu.

BACA JUGA :  Pengamanan Tahapan Pilkada di Touna Berlangsung "Menegangkan"

Medialink menggarisbawahi pentingnya menciptakan mekanisme positif untuk melibatkan generasi muda dalam literasi anti-hoaks. Memberikan pemahaman kepada mereka untuk memilah informasi, membedakan berita yang benar dan keliru, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat.

Dengan memfokuskan perhatian pada literasi anti-hoaks, upaya ini tidak hanya melindungi integritas demokrasi tetapi juga membangun pertahanan yang kuat terhadap potensi disintegrasi sosial akibat penyebaran hoaks. Sebuah langkah penting dalam menyongsong Pemilu 2024 dengan keamanan informasi dan kesejahteraan masyarakat sebagai prioritas utama.

Reporter: IKRAM
Editor: NANANG