Dalam pesan singkat itu, masyarakat diajak untuk bersama–sama menolak kedatangan Neno Warisman ke Kota Palu, dengan dalih perdamaian untuk tidak diganggu lagi. Selain itu tertulis juga, “Presidum #GantiPresiden2019 Palu adalah PKS dan HTI ingin ganti Pancasila menjadi Khilafah.”
Menanggapi kemunculan sms tersebut, Presidium #2019GantiPresiden Sulteng, Andi Akbar menekankan bahwa, ini merupakan sebuah gerakan yang tidak memahami iklim demokrasi dengan kata lain adalah anti perbedaan.
“Apalagi mengatasnamakan masyarakat sulteng dan Kota Palu. Ini harus diperjelas masyrakat Kota Palu yang mana. Jangan hanya 50 orang kemudian bawa-bawa Kota Palu atau Sulteng, karena jika kita memakai data justru lebih banyak yang menerima dari pada yang menolak,” tekan Andi Akbar.
Andi Akbar juga menyayangkan, tuduhan-tuduhan yang melemahkan gerakan ini. Apalagi tuduhan-tuduhan tersebut datang dari nomor yang tidak dikenal.
Untuk itu, Presidium #2019GantiPresiden Sulteng berharap, agar negara hadir untuk melindungi memberikan rasa aman kepada semua rakyatnya tanpa terkecuali. Sebab, belakangan diketahui dengan beberapa peristiwa persekusi, Negara seolah absen, hanya aman ketika massa pendukung pro pemerintah yang melakukan deklarasi.
Olehnya, Andi Akbar menghimbau, agar masayarakat Sulawesi Tengah khusunya Kota Palu jangan sampai terprovokasi dengan semua upaya yang akan menggiring menjadi anti demokrasi dan anti perbedaan.
“Tetaplah kita jaga keutuhan kita sebagai masyarakat Sulawesi Tengah, dan juga mari kita mendukung dan mensukseskan dalam bingkai keberagaman bahwasahnya kita satu saudara, sebangsa dan setanah air,” tandasnya. (faldi)