Kepada para simpatisan dan keluarga DPO, Farid Makruf juga menyampaikan imbauan agar mereka berhenti mendukung aksi kelompok ini. Sayangnya, bak menggantang asap, para DPO teroris lebih memilih berhadapan dengan Satgas. Pada akhirnya, tindakan tegas terukur pun jadi pilihannya.
Di luar itu, operasi imbangan yang dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 2018 dikenal dengan istilah soft approach atau pendekatan lunak terus berjalan. Operasi humanis digiatkan. Masyarakat mendapatkan bantuan sosial berupa bahan-bahan makanan pokok. Da’i TNI dan Polri digiatkan menyasar masyarakat hingga pelosok untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Literasi antiradikalisme digalakkan melalui Banua Sintuwu Maroso yang digagas bersama Universitas Sintuwu Maroso. Jalan dan jembatan serta penerangan listrik dibangun sesuai kebutuhan masyarakat setempat. Fasilitas publik berupa masjid dan pusat layanan kesehatan didirikan.
Pasca Jumat Berdarah 2020 di Lembantongoa, Satgas pun bergerak cepat untuk melakukan recovery, baik mental maupun fisik.
Dimulai dari meluruskan silang sengkarut opini soal peristiwa itu kemudian diikuti dengan aksi trauma healing dan pembangunan kembali rumah-rumah warga yang dibakar kelompok MIT.
Secara internal, para prajurit TNI dan Polri yang dinilai telah bekerja keras menyukseskan operasi diberi reward; Ada yang naik pangkat luar biasa dan ada pula yang disekolahkan.
Sungguh, semangat Madago Raya terbukti membawa kebaikan.
“Dan kebaikan-kebaikan itu akan membawa keberkahan buat diri dan lingkungan kita,” sebut Farid Makruf pada satu waktu.
Selamat Panglima!. Insya Allah senantiasa diberi petunjuk dan lindungan oleh Allah SWT dalam menjalankan tugas. ***