Pada 2020 itu Polda Sulteng berganti pimpinan. Irjen Pol Abdul Rakhman Baso menggantikan Irjen Pol Syafril Nursal yang memasuki masa pensiun. Saat pisah sambut di salah satu hotel di Palu, Sabtu, 15 Agustus 2020, Farid Makruf bertemu dengan Abdul Rakhman Baso.
Saat itu juga Farid terkesan dengan pikiran-pikiran mantan Wakil Komandan Korps Brimob Mabes Polri ini dalam menyelesaikan kasus Poso. Mereka berbincang dalam suasana informal di sela-sela acara itu. Farid juga mengemukakan soal permintaan yang disampaikannya ke Kasad dan Panglima.
Gayung pun bersambut, pada 24 Agustus 2020, TNI dilibatkan dalam tahap III Operasi Tinombala. Sejak saat itu, keduanya terlibat intens dan bersinergi dalam rangkaian Operasi Penindakan dan Imbangan sejak Operasi Tinombala hingga Madago Raya.
Bila Polda Sulteng mengerahkan Brimobda Sulteng, maka Korem 132/Tadulako mengerahkan Batalyon Infanteri 714/Sintuwu Maroso. Kedua pucuk pimpinannya pun lebih banyak berkantor di Poso, di mana Pos Komando Taktis Operasi berada.
Dalam suasana informal, keduanya selalu berdiskusi bagaimana agar operasi ini segera usai. Abdul Rakhman Baso yang bersuku Makassar dan Farid Makruf yang bersuku Madura, bak tumbu ketemu tutupnya. Satunya keturunan pelaut ulung, satunya keturunan sakera, sang petarung.
Pendekatan sosial kemasyarakatan begitu diutamakan dalam operasi. Para personel Operasi Madago Raya paham benar bagaimana langkah para komandannya sehingga dengan mudah menyesuaikan diri.
Akhir 2020, Operasi Tinombala berakhir. Namun para DPO masih terus bergerilya menebar teror. Operasi harus terus dilanjutkan. Suatu waktu, Abdul Rakhman Baso bertandang ke Kantor Polsek Pamona Selatan, ia melihat ada tulisan; Madago Raya. Ia pun bertanya apa artinya. Dijawab oleh anak buahnya; Baik hati. Lelaki asal Mandai, Maros, Sulawesi Selatan itu pun mengusulkan kepada jajarannya agar operasi selanjutnya diberi nama Operasi Madago Raya.
Dia ingin semangat operasi ini lebih humanis. Menebarkan kebaikan hati. Farid Makruf pun sepakat. Maka jadilah 1 Januari 2021, Operasi Madago Raya digelar. Operasi penindakan dan operasi imbangan seiring sejalan.
Kepada para DPO teroris pun disampaikan imbauan. Mereka diminta menyerahkan diri ke Satgas, sebelum diambil tindakan hukum.
“Kami, Kapolda dan Danrem akan menjamin hak-haknya. Kami akan memperlakukan mereka secara baik-baik. Mereka mengikuti proses hukum yang adil lalu setelah bebas kembali ke masyarakat untuk dapat hidup layaknya yang lain,” sebut Abdul Rakhman Baso.