Mutasi terhadap 130 perwira TNI ini tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1122/XI/2022. Mayjen TNI Farid Makruf diberi amanah sebagai Panglima Kodam V/Brawijaya di Kota Pahlawan Surabaya.
Farid Makruf sudah memahat jejak kakinya dengan baik. Terlahir di Bumi Para Sakera, pendekar Madura menuju Kota Pahlawan Surabaya. Sebelumnya sudah singgah di Tanah Para Tuan Guru di Mataram lalu ke Bumi Tadulako di Palu, Sulawesi Tengah.
Di tengah kesibukan dinasnya itu, ia masih pula sempat menjalani studi doktoralnya di Pasca Sarjana, Universitas Tadulako.
Awal Kisah dari Mataram ke Palu
Petang yang teduh di Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat. Di awal April 2020 yang tenang, Farid Makruf yang masih berpangkat Kolonel tengah mengaso usai olahraga di kediamannya. Komandan Korem 162/Wira Bhakti, Mataram 2016—2018 itu tetiba menerima pesan Whatsapp dari koleganya. Singkat dan jelas. Ia mendapat ucapan selamat karena diberi amanah menjadi Danrem 132/Tadulako di Palu, Sulawesi Tengah.
Terang saja, perwira Kopassus ini berpikir keras. Sebelumnya, ia belum punya bayangan seperti apa Kota Palu dan bagaimana pula Poso yang ricuh dengan kasus Mujahiddin Indonesia Timur itu. Saat itu, perwira kelahiran Bangkalan, Madura ini baru saja lulus dari Lemhanas.
Ia lalu menghubungi rekan seangkatannya Kolonel Kav Abdul Rahman yang sudah lebih dulu bertugas di Palu. Dia pun menghubungi mendiang I Putu Dani, Kepala BIN Papua yang saat itu masih berdinas di Poso. Kepada para sahabatnya itu, ia meminta dikirimkan risalah-risalah soal Poso. Ia pun membeli beberapa buku soal Poso. Farid ingin sebelum terjun ke Poso ia sudah paham wilayah yang akan dipimpinnya.
Surat keputusan pengangkatannya sebagai Danrem 132/Tadulako tertanggal 9 April 2020. Namun, Covid-19 tengah menjadi momok. Keberangkatannya ke Palu tertunda. Nantilah pada Rabu, 29 Juli 2020, ia tiba di Palu.
Seperti rencananya sejak awal, ia akan meminta agar TNI dilibatkan penuh dalam Operasi Tinombala saat itu. Alas pikirnya jelas: Untuk keamanan wilayah Sulawesi Tengah. Skenarionya, bila permintaan pelibatan itu ditolak, maka Korem 132/Tadulako akan menggelar Operasi Teritorial. Targetnya menggalang para DPO teroris Poso untuk turun gunung dan menyerah.
Ia pun meminta Kasi Ops Kolonel Inf Eliazer Sitompul membuat telaahan staf berdasarkan arahannya terkait hal itu. Usai serah terima jabatan Danrem 132/Tadulako 4 Agustus 2020 di Kodam XIII/Merdeka di Manado, ia menghadap Pangdam Mayor Jenderal TNI Santos Gunawan Matondang menyampaikan soal permintaannya ini. Disusul kemudian dengan surat kepada Jenderal TNI Andika Perkasa – Kasad saat itu.