Pada 2013-2014, ia diberi amanah menjadi Asops Kasdam IX/Udayana. Setelahnya, pada 2016, menjabat sebagai Kasrem 121/Alambhana Wanawai di Sintang, Kalimantan Barat.
Kemudian, sejumlah penugasan dilakoninya termasuk menjadi Danrem 162/Wira Bhakti, Mataram 2016-2018 sampai Danrem Danrem 132/Tadulako, Palu.
Saat di Palu, ia mendampingi Irjen Pol Abdul Rakhman Baso dalam Operasi Tinombala dan Operasi Madago Raya. Operasi itu ditujukkan untuk memburu kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur di Poso. Olehnya, ia dikenal sebagai Jenderal Pemburu Teroris Poso.
Bertugas di Palu, tak ubahnya mengulang apa yang sudah dikerjakannya di Mataram, NTB. Di Bima, dia melakukan upaya menghadang laju tumbuhnya radikalisme. Saat gempa bumi Lombok 2018, ia menjadi Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Darurat Bencana.
Itu pula yang dihadapinya pasca bencana dahsyat Padagimo – Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong pada 2018. Selain menjalankan tugas keseharian sebagai komandan satuan, ia juga menjadi Komandan Satgas Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Sulteng.
Gaya kepemimpinannya di satuan militer dan penugasannya bersama orang-orang sipil terpola dengan baik. Ia punya prinsip; Pemimpin yang baik itu tak harus berharap pujian, Ia cuma berpikir apa yang dilakukannya bisa bermanfaat buat orang banyak.
“Menjadi pemimpin itu berarti harus bermanfaat buat orang banyak,” kata dia.
Kemampuannya melakukan penggalangan para pihak patut diancungi jempol. Para Akademisi, komunitas budayawan, seniman, pecinta senjata tradisional, dan olahragawan diajaknya bertemu. Mulai dari berdiskusi hingga membuat kegiatan-kegiatan edukatif dan informatif, bahkan menerbitkan sejumlah buku. Buku Tadulako, Leluhur Sulawesi Tengah; Dari Mitos ke Realitas yang ditulisnya dianggap sebagai salah satu buku yang referensif.
Usai dari Korem 132/Tadulako, ia sempat singgah di Pusat Pendidikan Teritorial TNI Angkatan lalu menerima amanah sebagai Wakil Inspektur Jenderal TNI.
Selanjutnya, tertanggal 4 November 2022, Mabes TNI semasa dipimpin Jenderal Andika Perkasa, melakukan mutasi terhadap 130 perwira TNI dari tiga matra yakni TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.