Januari 2019, Inflasi Sulteng Menggembirakan

oleh -
Kepala BPS Provinsi Sulteng, Ir. Faisal Anwar MT

PALU –  Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulteng merilis angka inflasi Sulteng, per Januari 2019, pascabencana. Angka inflasi di Sulteng terkendali dengan baik.

“Ini sangat menggembirakan, kita sangat terkendali hanya 0,21 persen. Ini lebih rendah dibandingkan tahun 2017 dan 2018,” ujar Kepala BPS Provinsi Sulteng, Ir. Faisal Anwar MT, Jumat (01/02).

Yang lebih menarik kata dia, sumbangan beras per Januari 2019 cukup tinggi. Dari penurunan harga, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, juga cukup jauh berbeda.

“Yang menarik mengenai kenaikan adalah karena kita masih dalam kondisi pascasewa rumah, ini sangat berpengaruh. Tapi kenaikan di sana bisa tertarik dengan turunnya harga dengan beberapa jenis barang dan jasa. Beberapa waktu pascagempa itu cukup tinggi, misalnya penurunan pada besi beton, semen, kita mengalami penurunan. Artinya normal karena memang ada upaya pemerintah juga ada operasi pasar semen, itu juga akan berpengaruh,” jelasnya.

BACA JUGA :  Ahmad Ali Disebut Cagub Paling Toleran, Mampu Satukan Semua Kelompok Masyarakat

Kemudian, lanjut dia, angkutan udara juga relatif menurun. Meski untuk beberapa maskapai belum turun tetapi secara umum maskapai lain mengalami penurunan.

Dia mengakui, inflasi Sulteng lebih rendah secara nasional, tetapi yoy-nya, Sulteng lebih tinggi dari nasional.

“Nasional itu hanya  2,82 kita 5,96 yoy, artinya Januari 2019 dibandingkan dengan Januari 2018 penyebabnya apa? Karena pascabencana. Yang cukup di luar kebiasaan kita pada September, Oktober, November, Desember, kita mengalami kenaikan luar biasa inflasi. Jadi ini sangat berpengaruh sehingga inflasi yoy di Januari 2019. Tapi lagi-lagi untuk bulanan, kita masih lebih rendah secara nasional, bahkan cukup rendah dari dua tahun terakhir,” terangnya.

Ditambahkannya, mengenai jumlah penumpang penerbangan dan pelayanan, Sulteng  mengalami penurunan. Tingkat hunian kamar hotel dan lamanya menginap per Desember juga mengalami penurunan.

BACA JUGA :  Parade Budaya Burung Maleo Warnai Kampanye Anwar-Reny di Luwuk

“Menurut saya, walaupun recovery tetap ada, tetapi tantangan kita masih belum berjalan normal. Nilai tukar petani menjadi tantangan kita karena mengalami penurunan,” tandasnya.

Di kesempatan itu, dua kepala bidang menjelaskan lebih rinci berkaitan dengan inflasi, yakni Kepala Bidang  Statistik Distribusi, A. Nasser dan Kepala Bidang Statistik Produksi, Irwanto. (YAMIN)