Waktu menemui hari, lalu menjelma menjadi bulan. Dan dosa demi dosa kita perbuat, kemaksiatan demi kemaksiatan menorehkan luka menganga dan noda-noda hitam di dalam hati kita.
Maha Suci Allah. Seolah-olah tidak ada hari kebangkitan, seolah-olah tidak ada hari pembalasan, seolah-olah tidak ada Zat Yang Maha Melihat segala perbuatan dan segala yang terbesit di dalam benak pikiran, di gelapnya malam apalagi di waktu terangnya siang, innallaha bikulli syai’in ‘aliim (Sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu).
Ketahuilah bahwa hidup adalah permainan yang berisi cobaan silih berganti: “Kami akan menguji kamu dengan dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami lah kamu akan dikembalikan” (QS, 21:35).
Selama menjalani kehidupan, kita akan mengalami berbagai kesulitan dan kesenangan, setelah itu kita pasti akan mati dan akan ada perhitungan. “Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertobat”. (QS, 17:25)
Oleh karena itulah sebelum ajal menjemput kita, maka tidak bisa tidak, bertaubatlah secepat mungkin. Allah yang maha penyayang selalu membuka pintu taubat kepada setiap insan, Allah SWT menyukai orang-orang yang bertobat ketika melakukan kesalahan.
Sesuai penggalan surat Al-Baqarah ayat 222, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.”
Maka itu, cepatlah kembali tunduk kepada Ar-Rahman, sebelum terlambat. Karena apabila ajal telah datang maka tidak ada seorang pun yang bisa mengundurkannya barang sekejap ataupun menyegerakannya.
Ketika maut itu datang, beribu-ribu penyesalan akan menghantui dan bencana besar ada di hadapan; siksa kubur yang meremukkan dan gejolak membara api neraka yang menghanguskan kulit-kulit manusia, subhaanAllah, innallaha syadiidul ‘iqaab (sesungguhnya Allah, hukuman-Nya sangat keras).
Padahal tidak ada satu jiwa pun yang tahu di bumi mana dia akan mati, kapan waktunya, bisa jadi seminggu lagi atau bahkan beberapa detik lagi, siapa yang tahu? Bangkitlah segera dari lumpur dosa dan songsonglah pahala, dengan sungguh-sungguh bertaubat kepada Robb Tabaaraka wa Ta’ala.
Tetapi kebanyakan kita cenderung memilih menjauh karena lebih lebih memilih memperturutkan hawa nafsu. Padahal sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Allah (QS. Yusuf: 53).
Sehingga tak mengherankan bila sebahagian orang betah melakukan kejahatan-kejahatan, walaupun merusak orang banyak dan senang menikmati hasilnya. Padahal yang demikian menambah keras hati atau bebal dalam dosa, apalagi bagi orang-orang yang tak disegerakan azab.
Padahal tak mendapat azab setelah melakukan kejahatan demi kejahatan bukan karena luput dari perhatian Allah. Tetapi lebih karena ditundanya azab.
Sebagaimana telah diingatkan dalam Al-Quran: “Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak” (QS. Ibrahim: 42).
Karena itu, sepantasnya kita segera menuju pintu taubat. “Setiap manusia pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah ia segera bertaubat” (HR. al-Hakim, Ahmad, al-Tirmizi, dan lain-lain).
Simak lagi Kalam Allah, “Hai manusia, jika dosa-dosamu telah mencapai setinggi langit, kemudian engkau sangat menyesal atas dosa-dosamu, kemudian engkau memohon ampunan kepada-Ku dengan sungguh-sungguh, niscaya akan Ku ampuni seluruh dosa-dosamu selama engkau tidak mempersekutukan-Ku”. (Hadist Qudsi, Turmudzi).
Subhanallah rahmat Allah lebih besar dan tidak sebanding dengan dosa-dosa kita, Allah lebih mengutamakan rahmat-Nya dari murka-Nya, Allah terlalu sayang pada kita. Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)