“Jangan Sampai, Masuk PKS Lebih Susah dari Masuk Islam”

oleh -
Dari kiri: Ketua DPW PKS Sulteng Muh Wahyuddin, Ketua MPW Mahmud Yunus Rahman dan Ketua DSW Nurdin Hanafi. (FOTO: DOK DPW PKS SULTENG)

PALU – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan tidak ada syarat khusus bagi siapa saja yang ingin mendaftarkan diri menjadi bakal calon legislatif (caleg) melalui PKS. Syarat khusus yang dimaksud, misalnya harus bisa menghafal beberapa juz Al-Qur’an.

“Jika memang dalam aturan tidak ada yang mewajibkan syarat tertentu (menghafal beberapa juz Al-Qur’an) dalam pendaftaran bakal caleg, kenapa harus diadakan dan diberat-beratkan,” tegas Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Sulawesi Tengah (Sulteng), Muhammad Wahyuddin, di Kantor DPW PKS, Senin (27/09).

Ia lalu mengutip pesan dari Dr Salim Aldjufrie, selaku Ketua Majelis Syuro Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, bahwa jangan sampai masuk PKS itu lebih sulit daripada masuk Islam.

“Masuk Islam, syaratnya hanya bersyahadat. Masa masuk PKS harus hafal Qur’an, luar biasa susahnya,” ujarnya.

Olehnya, kata dia, non muslim pun diberi peluang untuk mendaftarkan diri menjadi bakal caleg di PKS. Mereka tetap dibiarkan menjalankan ajaran agamanya, yang penting bisa menjaga adab, moral, dan menjaga keutuhan bangsa.

“Mereka rajin beribadah, ya itu urusan mereka. Lakum dinukum waliyadin (bagimu agamamu, bagiku agamaku),” tegasnya.

Meski demikian, lanjut dia, sejauh ini asas PKS masih tetap, yakni Islam. Asasnya tidak berubah dan karakter khasnya bersih, peduli dan profesional.

“Jadi memang tidak ada yang berubah. Hanya saja cara berpikir yang selama ini mungkin dianggap eksklusif, sehingga selalu menempatkan PKS di partai papan tengah,” jelasnya.

Pihaknya tidak menutupi bahwa survei saat mendekati setiap tiga Pemilu terakhir, PKS selalu berada di angka satu persen, dua persen atau tiga persen.

“Sekarang, hasil survei ada yang menempatkan PKS dari angka enam sampai 10 persen. Ini menandakan bahwa PKS sudah diterima, secara khusus sudah lebih terbuka,” katanya.

Di tempat yang sama, Ketua Dewan Syariah Wilayah (DSW), DPW PKS Sulteng, Nurdin Hanafi, bersyukur bahwa dengan dibukanya pendaftaran bakal caleg kepada masyarakat luas, semakin menambah optimisme PKS untuk meraih kemenangan di Pemilu 2024.

“Dengan kader sendiri saja yang bergerak, kita sudah bisa melihat hasilnya, apalagi partai ini betul-betul sudah menjadi milik anak bangsa, bukan hanya milik kader saja. Jadi betul-betul bahwa anak bangsa berhak masuk PKS,” ujarnya.

Olehnya, kata dia, dengan dibukanya peluang kepada masyarakat luas, maka penambahan suara dan kursi ini lebih berpeluang karena PKS sendiri sudah meletakkan langkah-langkah untuk menuju ke sana.

“Karena memang itu yang bisa kita optimalkan untuk bisa mencapai kemenangan yang besar. Jadi kalau kita lakukan semuanya, maka persoalan hasil Insya Allah tidak akan mengecewakan,” tutupnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW), DPW PKS Sulteng, Mahmud Yunus Rahman, menambahkan, ada yang prinsip dari PKS sebagai partai Islam yang rahmatan lil alamin. Prinsip ini membuka ruang yang lebih luas kepada semua pihak, sehingga PKS betul-betul menjadi wasilah perjuangan umat.

“Mudah-mudahan dengan dengan launching pencalegkan dini ini membuat komunikasi kita dengan masyarakat menjadi lebih baik,” tuturnya.

Untuk menjadi bakal calon anggota dewan, lanjut dia, banyak hal yang harus diketahui, salah satunya adalah mengenal lebih dekat partai tersebut dan partai sendiri juga harus tahu kapasitas, kuantitas dan kapabilatas dari bakal calon anggota dewannya.

Meski telah membuka diri untuk masyarakat luas, namun ia berharap, PKS juga tetap mengedepankan amanah undang-undang Pemilu, yang di dalamnya mensyaratkan caleg keterwakilan 30 persen perempuan.

“Ini tentu tidak boleh diabaikan, karena rata-rata setiap daerah itu, jumlah pemilih perempuan juga besar,” katanya.

Guna menghadapi Pemilu 2024 mendatang, PKS jauh hari sebelumnya telah menyiapkan strategi yang matang, di antaranya dengan melakukan bedah dapil dan membuka pendaftaran dini bakal caleg untuk kalangan masyarakat luas. (RIFAY)