Sesungguhnya pertalian di antara orang muslim dengan muslim yang lain, tegak di atas landasan kasih sayang dan diikat di atas cinta kasih. Tidak seorang pun mengatakan bahwa memperolok-olok seorang muslim itu hukumnya makruh. Bahkan umat Islam hampir sepakat bahwa memperolok-olok seorang muslim itu hukumnya haram.
Perbuatan tersebut tergolong dosa-dosa besar, sedangkan dosa tersebut tidak dapat dihapus hanya dengan istighfar yang sederhana, namun pelakunya harus bertaubat dengan melengkapi syarat-syaratnya.
Janganlah kalian saling dengki mendengki, dan janganlah kalian saling bersaing dalam penawaran, dan janganlah kalian saling bersaing dalam penawaran, dan janganlah kalian benci membenci, dan janganlah kalian saling belakang membelakangi, dan janganlah sebagian kalian menjual atas penjualan sebagian yang lain. Dan jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara.
Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak boleh menzholiminya, tidak boleh mentelantarkannya (tidak memberikan pertolongan kepadanya) dan tidak boleh merendahkannya.
Cukuplah sebagai kejahatan seseorang, kalau ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap orang muslim haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya atas orang muslim yang lain.” (Shahih Muslim 5/10)
Kehormatan itu bukan hanya aurat yang tertutup saja, akan tetapi kehormatan itu juga celaan dan pujian dari seseorang. Berarti engkau telah menggerogoti kehormatannya. Dan apabila engkau memperolok-oloknya, berarti engkau telah mengurangi kehormatannya.
Menghina dan meremehkan orang lain merupakan perbuatan yang dilarang dalam agama islam.
Sayangnya, saat ini banyak orang tidak memperhatikannya, justru asyik menikmatinya. Tidak percaya? Lihatlah acara komedi yang semakin tinggi ratingnya berkat kebiasaan pemerannya yang saling menghina dan meremehkan sesamanya. Bahkan di dunia nyata dan maya saat ini, saling menghina, menyindir, mengejek, atau bahkan meremehkan orang lain sudah bukan hal yang aneh.
Kenapa harus memperolok-olok? Kenapa harus menghina? Penghinaan itu tidak akan timbul dari orang rendahan terhadap orang besar. Sesungguhnya penghinaan itu lahir dari perasaan sombong dan takabur yang memandang manusia dari sebelah mata.
Lantas siapa sesungguhnya dirimu? Apakah engkau merasa tinggi harkat dirimu terhadap manusia lain, dan bersikap congkak kepada mereka dengan hartamu, dan atau ilmumu atau pangkatmu atau kemulianmu? Dimana engkau mendapatkan semua itu? Bukankah dzat yang telah mengkaruniakan kepadamu itu dapat merampasnya kembali dari tanganmu? Tidakkah engkau tahu bahwa Allah, memuliakan siapa saja yang dikehendaki-Nya?
Karena itu, jika engkau mencela saudaramu, sesungguhnya pada hakekatnya engkau mencela dirimu sendiri. Sebab, orang beriman satu sama lain adalah seperti bangunan. Seorang muslim dan umat muslim adalah satu kesatuan.
Maka pantaskah bagimu memandang mereka dengan pandangan sinis dan merendahkan? Atau engkau gunakan lisanmu untuk mencela, mengumpat, dan memfitnah saudaramu sendiri? Sesungguhnya engkau telah memotong anggota tubuhmu sendiri. Sesungguhnya mencela kaum muslimin adalah tanda kemunafikan, bukan tanda keimanan.
Dan janganlah kalian panggil memanggil dengan gelaran yang buruk. Apa kerugianmu jika engkau berbicara dengan kata-kata yang baik? Qalbumu penuh dengan perasaan hasad, dengki, kebencian, dan dendam terhadap kaum muslimin. Lidahmu tidak engkau gunakan untuk berbicara yang baik. Semoga sedikit pencerahan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin! Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)