Jangan Berhenti Mengajak pada Jalan Kebaikan

oleh -
Ilustrasi. (media.alkhairaat.id)

Mengajak kebaikan tak selalu mudah. Mengajak kebaikan tak selalu berhasil. Mengajak kebaikan tak selalu langsung mendapatkan respons. Mengajak kebaikan kadang butuh waktu.

Berdakwah atau mengajak kepada kebaikan bukanlah kewajiban para ulama atau da’i semata. Namun ia merupakan perintah yang diwajibkan kepada setiap umat Islam. Siapa pun yang telah dikaruniakan ilmu, ia wajib menyampaikannya kepada orang lain. Walaupun dalam beberapa hal ia belum mampu melaksanakannya.

Adalah Imam Hasan al-Bashri, suatu ketika beliau mengingatkan murid-muridnya agar senantiasa menyampaikan ilmu kepada siapa pun juga. Dan jangan sekali-kali meninggalkannya dengan alasan belum bisa mengamalkan apa yang diketahuinya tersebut.

Wahai manusia,” seru Hasan Al-Bashri, “Sesungguhnya aku ingin menasihati kalian dan bukan berarti aku orang yang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, aku pun telah banyak melampaui batas atas diriku sediri. Aku tidak mampu mengendalikannya dan tidak pula membawanya sesuai dengan kewajibannya untuk menaati Rabb-nya”.

Andai saja seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasihat. Akan sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah ‘Azza wa Jalla, tidak ada yang mengajak untuk menaati-Nya, tidak ada pula yang melarang dari bermaksiat kepada-Nya.

Namun dengan berkumpulnya para ulama dan kaum mukminin, sebagian memperingatkan kepada sebagian yang lain, niscaya hati orang-orang yang bertakwa akan hidup dan akan teringatkan dari segala kelalaian serta memberi rasa aman dari setiap kekhilafan.

Maka teruslah -Semoga Allah mengampuni kalian- menepati majelis-majelis ilmu. Karena bisa jadi kata-kata yang terdengar merendahkan diri kita, namun itu bermanfaat bagi kita. Bertaqwalah kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim.”

Saling menasihati merupakan kewajiban yang harus selalu dijaga oleh setiap mukmin. Setiap ilmu yang diperoleh wajib ia sampaikan kepada saudaranya. Sebelum menyampaikan, tentu ia harus berusaha untuk mengamalkannya. Sebab, kewajiban pertama setelah megetahui ilmu adalah berusaha untuk mengamalkan.

Manusia itu mirip-mirip seperti tanaman. Ada yang cepat tumbuh walau hanya dengan sedikit siraman air dan ada pula yang sulit tumbuh walau telah disirami cukup air. Petani yang baik adalah petani yang tetap sabar dan telaten menyirami dan memeliharanya.

Jangan pernah lelah mengajak kebaikan walau hasilnya masih juga belum tampak. Bacalah kisah Nabi Nuh yang selama 950 tahun berdakwah terus menerus walau respon dari ummatnya tak menggembirakan dan hasilnya pun tak seperti diharapkan.

Nabi diutus hanyalah untuk menyampaikan. Sementara petunjuk atau hidayah adalah urusan Allah. Tugas kitapun adalah mengajak dan menyampaikan. Diikuti atau tidak bukan masalah utama dan pertama, melainkan masalah nomer petto lekor (27).

Mari kita ajak keluarga, saudara dan teman kita mengaji. Kalau mereka masih enggan, sirami terus dengan ajakan tanpa bosan. Bisa jadi yang tak mau diajak itu sama dengan jenis tumbuhan yang butuh siraman banyak air. Masih tetap tak mau? Siramlah dengan air. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)