Jalan Menuju Desa Bukit Makmur Memprihatinkan, Pemkab Parimo Dinilai Abai

oleh -
Kondisi jalan di Desa Bukit Makmur. (FOTO: IST)

PALU – Salah satu sarana vital untuk meningkatkan perekonomian masyarakat adalah infastruktur jalan yang memadai dan bisa dilalui kendaraan dengan lancar.

Namun kondisi ini tidak terjadi dengan akses jalan menuju Desa Bukit Makmur dan sekitarnya di Kecamatan Bolano Lambunu, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah.

Bayu Kristanto

Kondisi yang sama juga bisa dijumpai di desa tetangganya, yakni Desa Wanagading.

Jika ingin melintas di dua desa itu saat musim hujan seperti ini, maka pengendara harus berhati-hati, karena jalannya seperti kubangan kerbau dan belum ada pengaspalan sama sekali. Kondisi ini sudah terjadi sejak daerah itu mekar dari wilayah Kabupaten Donggala.

“Setidaknya pemerintah daerah melalui dinas terkait melakukan monitoring terhadap wilayah yang notabene belum mendapat jatah bantuan perbaikan jalan desa,” tutur Bayu Kristanto, salah satu Tokoh Pemuda Desa Bukit Makmur, Rabu (16/09).

Jangankan kendaraan roda empat, kata dia, sepeda motor saja susah melewati jalan tersebut karena kondisinya yang sangat memprihatinkan.

“Kalau lagi musim panas, debunya juga minta ampun,” ujarnya.

Lebih lanjut Bayu mengatakan, kurang lebih 20 tahun sudah masyarakat di desa itu berharap adanya perhatian dan tidak terkesan diabaikan oleh pemerintah setempat.

Kata dia, masyarakat sangat berharap pengaspalan jalan karena merupakan salah satu akses vital perekonomian. Sebab, jalan itu menghubungkan ke perkebunan masyarakat, sehingga membutuhkan akses yang memadai.

Kondisi jalan di Desa Wanagading. (FOTO: IST)

“Bila jalan desa bisa menghubungkan antara desa, tentu program kesejahteraan masyarakat juga semakin baik,” katanya.

Desa Bukit Makmur sendiri terbagi enam dusun dan dihuni sekitar 1.700 KK. Di bagian bawah terdapat 4 dusun yang masih satu hamparan dengan Desa Wanagading. Sementara dua dusun lainnya berada di ketinggian dengan jumlah penduduk berkisar 300 KK.

“Nah di atas itu penghasil cengkeh dan coklat sehingga orang-orang di sana membutuhkan jalan yang bagus. Seharusnya ini menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten,” tutupnya. (RIFAY)