Anda sering bepergian dan melewati hamparan laut? tolong perhatikan sejenak, ternyata laut, memiliki beberapa keistimewaan. Pertama, berbagai jenis air yang masuk ke laut melalui sungai, tak mengubah laut. Semua masuk ke laut, sungai tersebut membawa banyak kandungan baik limbah dan sebagainya. Tapi ketika masuk ke laut, laut dapat menepisnya, kandungan-kandungan tersebut tidak langsung ke tengah,
Kedua, berapa pun debit air yang mengalir masuk ke laut, tak mampu mengubah keasinan laut. Laut punya harga diri. Kehidupan manusia juga memiliki muara yang akan menjadi pemberhentian terakhirnya. Umar bin Khathab RA pernah berkata, “Sesungguhnya lautan itu ada empat macam. Dosa adalah lautan hawa nafsu, nafsu adalah lautan syahwat, kematian adalah lautan umur, dan kubur adalah lautan penyesalan”.
Jika kita renungkan dan mencoba mengambil hikmah dari perkataan Umar tersebut, terasa sangat mendalam sekali pemahaman beliau akan hidup ini. Beliau mencoba memperingatkan kita bahwa segala bentuk hawa nafsu pasti akan bermuara kepada sifat dosa. Marah, iri hati, dan dengki, semua dikendalikan oleh hawa nafsu, dan tidak ada kebaikan sedikit pun dari sifat tersebut, semua bermuara pada dosa jika kita tidak dapat membendungnya dengan bersabar.
Begitupun dengan syahwat yang ada pada diri setiap manusia, selalu akan bermuara pada nafsu, jika dibiarkannya syahwat itu terlalu lama, nafsulah yang kemudian akan menggerakkan hati dan tubuhnya, bukan akal pikiran yang sehat dan jernih.
Lihatlah bahwa dua lautan pertama yang disebutkan oleh Umar dijawab dengan dua lautan kedua yang disebutkan berikutnya. Beliau memperingatkan setiap kita pasti akan mati, dan kematian itu adalah muara dari umur, sehingga tidak akan terelakkan lagi.
Berapa pun umur yang dianugerahkan Allah SWT kepada kita, pasti akan ada akhirnya. Oleh karena itu, persiapkanlah diri kita masing-masing untuk menghadapi kematian itu, perbanyaklah bekal amal saleh, karena setelah kematian itu tidak ada lagi yang bisa kita lakukan.
Dan jika ternyata lebih banyak keburukan yang kita lakukan daripada kebaikan, maka kubur akan menjadi lautan penyesalan yang pasti akan datang. Menangis, mengaduh, memohon agar dikembalikan lagi ke dunia sudah tidak berarti lagi, semua sudah terlambat. Sudah habis kesempatan yang Allah berikan sepanjang umur kita.
Jadilah seperti laut karena selebat apapun hujan dan sebanyak apapun air sungai yang bermuara, Laut tidak berubah. Laut mampu menampungnya, ketika angin membuat gelombang dan badai tetap saja kembali ke laut.
Jadilah diri sendiri. Kebohongan dan kemunafikan menjadikan kita lupa siapa kita sesungguhnya. Jika kita mau menjadi diri sendiri dan menggali potensi diri maka hasilnya akan luar biasa. Jadilah seperti lautan dalam. Diam mengagumkan. Dan dia tidak perlu sama sekali menjelaskn betapa hebatnya dirinya.
Allah SWT berfirman, ”Dan pada hari itu diperlihatkan neraka jahanam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya”. Dia (manusia) mengatakan, “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini. Maka, pada hari itu tiada seorang pun yang menyiksa seperti siksa-Nya. Dan tiada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya” (QS Al Fajr [89]: 23-26).
Namun, belum terlambat untuk berbenah diri. Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)