PALU – Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) bekerja sama dengan Perhimpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako (Permakem Untad), mengadakan kelas sekolah kebangsaan Tular Nalar 3.0, sebuah pelatihan literasi digital diinisiasi oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) bersama Love Frankie dan didukung oleh Google.org.
Acara tersebut dihadiri oleh 101 pemuda Kota Palu berusia 18-24 tahun, bertempat di Gedung Pascasarjana Universitas Tadulako.
Tular Nalar merupakan program pembelajaran bertujuan untuk membantu masyarakat mengenali hoaks melalui literasi media dan pemikiran kritis. Program ini kini telah berkembang menjadi Tular Nalar 3.0, yang berfokus pada menjangkau anak muda calon pemilih pemula atau yang dikenal sebagai ‘First Time Voters’ melalui 500 kelas yang tersebar di 38 provinsi.
Tahun ini, termasuk Kota Palu sebagai kota terakhir setelah Kota Jambi, Medan, Banjarmasin, Denpasar, Bandar Lampung, Pekanbaru, dan Kota Padang. Program ini berlangsung sebelum pemilu, baik Pemilihan Presiden pada Februari 2024 maupun Pilkada pada November 2024.
Ni Made Shellasih, Program Manager IYCTC, menyampaikan bahwa tahun ini IYCTC mendapat kesempatan untuk menjadi salah satu kolaborator Mafindo dalam pelaksanaan Tular Nalar 3.0.
“Sebagai organisasi yang menaungi koalisi pemuda, sekolah kebangsaan ini sejalan dengan visi dan misi kami, yaitu mendorong kaum muda untuk terlibat secara inklusif dan bermakna, serta menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, terutama sebagai pemilih pemula menjelang Pilkada 2024,” ujar Ni Made.
Sebelumnya, kegiatan ini juga telah dilaksanakan di berbagai kota seperti Jambi, Medan, Banjarmasin, Denpasar, Bandar Lampung, Pekanbaru, dan Padang. IYCTC telah berupaya menangani berbagai hoaks berbahaya terkait kesehatan, termasuk hoaks tentang rokok.
“Dengan menerapkan praktik terbaik, kami menyajikan informasi yang memisahkan mitos dan fakta melalui situs web pilihan tanpabeban.id serta media sosial kami, untuk memberi masyarakat pemahaman yang benar tentang bahaya merokok demi melindungi lingkungan saat ini dan di masa mendatang,”kata Ni Made.
Oleh Karena itu, sebut Ni Made acara ini juga melibatkan ISMKMI dan Permakem Untad, sebagai wadah bagi anggota IYCTC untuk meningkatkan kemampuan dalam memahami dan menyebarluaskan informasi yang benar terkait pengecekan fakta, serta mempersiapkan mereka menjadi pemilih cerdas.
Aisyah Nurfitriani, Koordinator Pelaksana Sekolah Kebangsaan Kota Palu, memberikan penjelasan mengenai teknis kegiatan hari ini. “Sebagai fasilitator, kami telah mendapatkan pelatihan dan modul materi yang kemudian dibagikan kepada peserta. Peserta dibagi menjadi 10 kelompok, masing-masing didampingi oleh seorang fasilitator, dan menggunakan metode interaktif untuk mempermudah pemahaman cara mencegah hoaks, khususnya terkait Pilkada tahun ini. Selain itu, kami juga melakukan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta,” jelas Aisyah.
“Kita berada di era digital, dan menjelang Pilkada 2024, hoaks serta misinformasi banyak tersebar. Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0 diharapkan dapat memperkuat kemampuan berpikir kritis peserta dalam menyaring informasi, sehingga mereka mampu melawan misinformasi. Kegiatan ini bukan hanya selesai di sini; kami akan terus mendampingi peserta selama beberapa bulan ke depan untuk memastikan mereka tetap menjadi agen literasi digital,” kata Ni Made.
Reporter : **/IKRAM

