PALU – Amalan-amalan yang dilakukan pada hari-hari terakhir Ramadhan adalah cara Allah menentukan atau menyeleksi hamba-Nya. Ada yang memilih beritikaf di masjid beserta amalan lainnya, dan ada yang memilih bermalas-malasan di hari terakhir Ramadhan ini.
Wakil Ketua DPW PKS Sulawesi Tengah, Muhammad Wahyudin mengatakan, tidak mudah melakukan i’tikaf, shalat tahajud, tilawah dan sebagainya pada rangkaian itikaf ini, semua itu digerakan oleh iman kita. Apalagi bacaan imam Shalat Tahajud yang panjang, yang bisa jadi membuat yang lain enggan untuk berdiri.
“Berdiri berlama-lama shalat tahajud bagi sebagian orang mampu dia lakukan, ada yang merasa tidak sanggup,” kata Muhammad Wahyudin dalam taushiyah singkat pada Itikaf Terakhir PKS di Masjid Alfirdaus Jl Sisingamangaraja, Palu, Sabtu (24/6).
Dia mengatakan, boleh jadi ini adalah cara Allah dalam menyeleksi orang-orang yang kuat imannya dan yang lemah imannya. Sebagai hal itu dicontohkan dalam perintah berjihad oleh Surah Attaubah ayat 86: Dan apabila diturunkan surat (yang memerintahkan kepada orang), “Berimanlah kalian kepada Allah dan berjihad-lah beserta Rasul-Nya, ” niscaya orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berangkat) dan mereka berkata, “Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk.” Mereka rela untuk berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang, dan hati mereka telah dikunci mati, maka mereka tidak mengetahui (kebahagiaan beriman dan berjihad).
Menurutnya, Allah SWT menyeleksi mana yang dicintainya, yang dapat mengecap iman dan mana yang ditutupi hatinya. Maka beruntunglah, orang-orang yang memilih mengisi hari-hari terakhir Ramadhan dengan amalan tersebut. (NANANG)