OLEH : Rusman Langke*
Ibadah menjadi inti dari agama Islam. Ada yang bersifat wajib, ada pula yang sunah. Kesemuanya merupakan jalan bagi seorang makhluk untuk mendekat kepada Allah SWT.
Tetapi, diterima atau tidaknya amalan ibadah oleh Allah SWT tidaklah ada yang mengetahui. Semua masih menjadi rahasia. Meski demikian, ulama sekaligus sufi, Syeikh Ibnu Athaillah dalam kitabnya Al Hikam menjelaskan tanda diterimanya amal ibadah sebenarnya ada.
” Siapa yang memetik buah dari amalnya seketika di dunia, maka itu menunjukkan Allah menerima amalnya.”
Sangatlah penting diperhatikan setiap aktivitas keseharian yang dimanifestasikan sebagai amalan tak tertolak. Rasulullah SAW bersabda seperti yang diriwayatkan dari budaknya Ummu Sala mah, dia mendengar Ummu Salamah menyampaikan hadits bahwa Rasulullah SAW berdoa seusai shalat Subuh. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diteri ma. (HR al-Baihaqi)
Hadits ini menunjukkan be- tapa urgennya amal yang diterima. Amal yang diterima men jadi rukun kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan akhi- rat. Imam Syafii berkata, Setiap orang yang beramal tan pa ilmu, maka amalnya akan ditolak sia- sia.
Penerimaan atau penolakan sebuah amal-ibadah memang sulit diukur. Manusia–siapapun dia–tidak boleh menjatuhkan putusan atas penerimaan atau penolakan amal seseorang atau dirinya sendiri. Tetapi kita hanya dapat melihat tanda-tanda penerimaan Allah atas amal kita.
Di antara syarat pertama diterimanya amal adalah Islam (QS Ali Imran: 85). Kekufuran merupakan sebab utama dito- laknya amal (QS Ali Imran: 90- 91). Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. (QS al-Furqan: 3).
Kedua, ikhlas (QS al-Kahfi: 110). Rasulullah SAW meriwayat kan hadis Qudsi, Aku (Allah) tidak membutuhkan kepada sekutu. Barang siapa beramal dan mempersekutukan-Ku, ma ka Aku tinggalkan dia dan sekutunya. (HR Muslim).
Ketiga, mengikuti sunah Nabi SAW. Barang siapa yang beramal tidak mengikuti perin- tah kami, maka akan ditolak. (HR Muslim). Keempat, bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa.(QS al-Maidah:27).
Kelima, berbakti kepada ke dua orang tua.(QS al-Ahqaf: 15-16). Keenam, memperhati- kan waktu beramal.Abu Bakar berwasiat kepada Umar, Bertak walah kepada Allah dan ke- tahuilah bahwa Allah memiliki amalan pada malam hari yang tidak menerima amalan siang, dan amalan siang yang tidak menerima amalan malam, dan Allah tidak menerima amalan sunah sampai menunaikan yang fardu.
Ketujuh, berbuat amal saleh. Kepada-Nyalah naik per- kataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaik- kan-Nya. (QS Fathir:10).Ke- delapan, tidak merasa bangga atas amalnya.
Tanda diterimanya amal shalih anda : saat hati merasa bahwa amal shalih masih hina dan kecil. Sampai orang-orang yang benar-benar mengenal Allah, selalu beristighfar setiap usai melakukan ibadah. Adalah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bila selesai salam dari sholat, beliau beristighfar sebanyak tiga kali. Allah juga telah memerintahkan hamba-hambaNya untuk beristighfar setelah selesai melakukan ibadah haji. Allah juga memuji mereka yang beristighfar setelah melakukan sholat malam. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam memerintahkan taubat dan istighfar usai berwudhu. Demikian, semoga bermanfaat. Wallahul Mustaan
*Penulis adalah Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tengah