PALU – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah menyatakan bahwa air yang keluar dari lubang galian di area pertambangan PT Citra Palu Minerals (CPM) di Kelurahan Poboya, aman untuk lingkungan sekitar.

Pihak DLH sendiri telah meninjau lokasi keluarnya air tersebut untuk memastikan bahwa kondisi itu memang tidak membahayakan.

Untuk itu, pihak-pihak terkait, baik DLH maupun PT CPM diminta untuk menyampaikan kondisi itu langsung kepada masyarakat agar tidak menimbulkan keresahan ataupun mengundang opini yang bermacam-macam.

Anggota DPRD Kota Palu dari Daerah Pemilihan (Dapil) Palu Timur-Mantikulore, H Nanang, mengaku sudah mendapat informasi bahwa kondisi tersebut memang tidak berbahaya bagi lingkungan.

Namun, kata dia, alangkah baiknya jika pihak berkompeten, seperti DLH dan PT CPM sendiri yang menyampaikan kepada masyarakat mengenai kondisi sebenarnya dari air yang ada di lubang galian itu.

“Jangan sampai masyarakat, khususnya di wilayah Mantikolure bertanya-tanya karena merekalah yang paling dekat dengan CPM, supaya mereka lega dan tidak blunder. Penyampaiannya bisa melalui konferensi pers atau lewat media sosial atau menemui langsung ke masyarakat,” jelas Nanang, Sabtu (05/08).

Ia meyakin, pihak CPM pasti akan terbuka dengan hal itu sehingga masyarakatpun diminta untuk tidak terpancing dan bias menerima informasi dari orang-orang yang ingin mencari keuntungan dari isu itu. Bagaimanapun, kata dia, keberadaan CPM juga menjadi peluang kerja bagi masyarakat.

“Jangan sampai informasinya bias dan bisa digoreng-goreng untuk kepentingan politik dan akhirnya ada yang mengambil keuntungan dari hal ini,” pungkasnya.

Sebelumnya, Sekretaris DLH Kota Palu, Ibnu Mundzir, mengatakan, keberadaan air itu tidak berbahaya karena hanya tumpangan saja dan limpasan air hujan.

“Kebetulan karena digali dan disitu ada semacam keluarnya air dari atas, lalu diperparah dengan hujan. Apalagi di sekitar itu juga sudah dibuatkan kontrol untuk pemompaan jadi umumnya aman,” jelasnya, Selasa (01/08).

Namun demikian, pihaknya tetap meminta kepada pihak CPM agar memastikan kolam pengendapan material sedimen tidak melebar. Ketika dilakukan pemompaan air, maka harus ditampung dulu, lalu dikontrol kualitas airnya.

“Walaupun pihak CPM tetap melakukan pengukuran PH airnya, tetapi DLH juga tetap akan melakukan hal yang sama sebagai pembanding,” katanya.

Ia menjelaskan, jika belajar hidrologi, vegetasi di sekitar area pertambangan agak rapat.

“Kemungkinan lantaran digali di bagian bawah, sepertinya untuk land clearing, itu yang kemudian menimbulkan rembesan. Keluar airnya itu di bagian kolamnya. Betul memang ada kolam di sana, di ketinggian 308 mdpl,” jelasnya.

Selain itu, lanjut dia, juga terdapat mata air di dalam area pertambangan yang berbentuk kolam, yang kemudian airnya terkontribusi dari limpasan hujan.

Manager Government Relation and Permit, PT Citra Palu Minerals (CPM), Amran Amier, membenarkan adanya air dalam lubang tambang CPM.

Air tersebut berasal dari pengggalian dan limpasan air hujan yang menurut Amran adalah hal yang biasa di lokasi penambangan.

Air tersebut juga telah dilakukan uji laboratorium dan hasilnya aman bagi lingkungan sesuai dengan standar yang berlaku.

“Berdasarkan data internal PT CPM per tanggal 31 Juli 2023, volume air yang tersimpan di kolam tambang (sump) sebesar 1226 meter kubik dan telah dilakukan pemompaan dengan total air keluar sebanyak 1129 meter kubik menggunakan pompa dengan ukuran pipa 1 inch,” katanya, Selasa (01/08).

Amran juga mengatakan, air yang di pompa keluar dari kolam tambang (sump) dimasukkan ke kolam sedimen (sediment pond) untuk dilakukan pengelolaan. Dari hasil uji lab internal PT CPM terhadap air yang ada di kolam tambang, didapatkan pH rata-rata 7,9 dan kekeruhan (TSS) 4 mg/liter, di mana baku mutu lingkungan untuk pH di angka 6-9 dan kekeruhan 200 mg/liter berdasarkan Permen LH Nomor 05 Tahun 2022.

“Saat ini air tersebut telah dikirim ke laboratorium external yakni PT Global Quality Analitical. Perusahaan tersebut telah tersertifikasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN),” jelasnya.

Amran menambahkan, sebelum melakukan aktivitas di lokasi tersebut, Tim Mine Engineer CPM sudah melakukan kajian dan menganalisis jika di lokasi tersebut ada muka air tanah di elevasi 308 mdpl. RIFAY