Palu — Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sulteng sedang menjajaki kerja sama dalam pengembangan investasi wakaf produktif guna memperkuat ketahanan pangan di wilayah ini. Kerja sama ini diharapkan menjawab tantangan ketahanan pangan serta membuka ruang pemanfaatan wakaf secara produktif, inovatif, dan berkelanjutan.

Ketua APINDO Sulteng, Wijaya Chandra menyatakan dukungannya terhadap langkah ini. Sektor pangan adalah sektor vital, dan ia melihat potensi besar dimiliki daerah ini bisa digarap melalui kolaborasi bersama banyak pihak, termasuk para akademisi dan pelaku bisnis di daerah.

“APINDO siap bersinergi dengan ISNU dalam mendorong pemanfaatan aset wakaf sebagai instrumen investasi produktif,” ujar Wijaya Chandra, Ahad, (18/5) sore di Palu.

Sementara itu, Ketua ISNU Sulteng, Dr. Sahran Raden, mengatakan bahwa pendekatan wakaf produktif adalah bagian dari inovasi ekonomi keumatan. Penjajakan kerja sama dengan APINDO menjadi langkah awal untuk menjadikan wakaf sebagai kekuatan ekonomi, khususnya dalam bidang ketahanan pangan.

“Wakaf tidak hanya berkutat pada bangunan atau makam, melainkan bisa menjadi sumber daya strategis dalam menjawab tantangan zaman,” ungkap Sahran Raden.

Rencananya kolaborasi ini akan difokuskan pada pemetaan potensi lahan dan skema pengelolaan wakaf produktif berbasis pertanian dan perkebunan. Kedua pihak juga berkomitmen melibatkan elemen masyarakat sipil, pesantren, dan pelaku UMKM sebagai bagian dari ekosistem kerja sama.

”ISNU dan APINDO optimis, dengan sinergi yang tepat, wakaf produktif akan menjadi pilar penting dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tengah,” tandasnya.

Reporter : Nanang IP/Editor: Nanang