PALU – Irvan Dj. Nouk telah mengambil sikap mengundurkan diri, pasca dinonaktifkan sebagai Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Amanah Nasional (PAN) Kota Palu oleh Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Sulteng.
Pengunduran diri tersebut menyusul kekecewaannya atas sikap elit partai yang terkesan tidak menghargai kerja-kerja kader yang ada di tingkat bawah.
“Saya sangat menyayangkan kepedulian teman-teman di tingkat kecamatan dan kelurahan yang ditebang oleh pengurus DPD dan DPW. Dengan saya mengatakan mundur sebagai kader PAN, maka otomatis mundur sebagai calon legislatif. Saya berharap semoga PAN kedepan akan mendapat kepercayaan masyarakat,” katanya saat memberikan keterangan pers di kediamannya, Kelurahan Tondo, Ahad (01/07).
Didampingi sejumlah mantan petinggi PAN di tingkat kecamatan dan kelurahan, Irvan mengaku bahwa pengunduran diri di partai yang dua tahun dipimpinnya itu, diawali mundurnya Ketua DPC PAN Kecamatan Mantikulore, Yusuf Sanusi yang selama ini mati-matian berjibaku di partai. Menyusul kemudian Ketua Bappilu PAN Kota Palu Ridwan Limolu, Ketua DPC Ulujadi serta ketua dan sekretaris DPC Palu Utara, DPC Tatanga, ditambah 27 ketua ranting.
“Semua menyatakan mundur per hari ini dan kemungkinan antara Selasa dan Rabu mereka akan ke KPU menarik seluruh KTA. Bahwa tidak sah nama-nama itu kalau menjadi syarat verifikasi faktual oleh KPU, walaupun kemarin katanya itu bersyarat,” tegasnya.
Kata Irvan, ada 600 KTA di KPU yang menjadi syarat verifikasi faktual. Semuanya akan ditarik sebagai bentuk kekecewaan kader dan simpatisan terhadap keputusan Ketua DPW PAN Sulteng, Oskar Paudi.
Selain itu seluruh anggota organisasi sayap PAN Kota Palu yang selama ini dilantik di masa kepengurusannya, juga dipastikan tidak menjadi pemilih PAN.
“Mereka sudah berjanji tidak akan menjadi konsituen PAN di Pemilu nanti,” tambahnya.
Sejauh ini, Irvan sendiri mengaku belum mementukan arah politiknya, setelah hengkang dari PAN. Tetapi dirinya memastikan tetap akan terjun ke kancah politik sebagai orang yang akan dipilih atau menyukseskan orang lain untuk dipilih, entah di Pemilu atau pada Pilkada kedepan.
“Sampai saat ini saya belum ada melakukan komunikasi dengan partai lain di luar PAN , karena memang komitmen saya masih menjaga soliditas di PAN. Kalau saya pribadi, ini persoalan idiologi dan saya masih idealis. Saya mundur sebagai kader bukan berarti idiologi partai saya hilang,” katanya.
Kepada kader lain yang ada di tingkat kecamatan dan kelurahan, dia mempersilahkan pindah jika sudah mendapat “pinangan” dari partai lain untuk meramaikan bursa Pemilu 2019.
“Karena menurut saya, jika secara idiologi dan target masa depan sama, kenapa tidak melakukan komunikasi politik dengan partai lain,” jelasnya.
PAN kata dia, cukup baik, tapi jika nahkoda dan juru mudi serta juru mesinnya tidak baik, pasti kapal itu akan tenggelam.
“Apalagi Oskar Paudi (Ketua DPW PAN) Sulteng) telah menyatakan bahwa masalah ini basi,” kesalnya.
Di kesempatan itu, Irvan juga membeberkan sumber masalah yang membuat dirinya di nonaktifkan sebagai Ketua DPD, serta upaya-upaya yang sudah ditempuh hingga ke DPP untuk membuat konflik di internal PAN di Kota Palu tidak melebar. (YAMIN)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.