PARIMO – Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Parigi Moutong (Parimo) mengikuti CAT Bimbingan Masyarakat Islam dalam rangka menguji kompetensi para penyuluh agama.
Ketua IPARI Parimo, Riswan B. Ismail, mengatakan, dari hasil ujian ini agar seluruh produk yang dihasilkan oleh penyuluh agama islam dapat memumpuni ketika melakukan penyuluhan ditengah masyarakat.
“Tentu dengan segela kreatifitas yang tetap menjunjung tinggi, mengakomodir adat dan adaptif, budaya kearifan lokal yang berlaku,” ungkapnya saat ditemui Selasa (16/12).
Kata dia, seluruh aktifitas ini berpegang teguh pada kode etik penyuluh agama islam itu sendiri. Dalam evaluasi beberapa tahun terakhir, penyuluh agama telah mengikuti berbagai pendidikan penyuluh itu sendiri.
Secara kapasitas, para penyuluh dalam praktek-praktek lapangan dianggap telah terrealisasi dengan baik. Namun, kali ini diuji ada kemapuan intelektual, sehingga dipastikan memiliki kecerdasan pratek lapangan.
Saat ini, jumlah penyuluh agama Islam di Parimo sebanyak 119 orang tersebar di 23 Kecamatan, tetapi dalam pelaksanaan CAT ini terdapat beberapa penyuluh yang tidak dapat mengikuti ujian ini.
“Beberapa yang tidak ikut karena faktor usia, mengundurkan diri karena berbagai hal, diantaranya sakit, telah jadi anggota DPRD, P3K dan lainnya,” jelasnya.
Ia menambahkan, saat ini jumlah kuota penyuluh agama Islam masih sangat kurang, karena dalam ketentuan dalam UU satu kecamatan berjumlah delapan orang, sehingga penyuluh agama sangat drastis dari dari yang diharapkan.
“Saat ini sangat perlu dibutuhkan kebijakan dari pemerintah untuk mendukung pemenugan penyuluh agama disetiap kecamatan,” pungkasnya.
Reporter: Mawan
Editor : Yamin