TOUNA – Program Studi Agroteknologi PSDKU Universitas Tadulako (Untad) Tojo Una-Una (Touna), bekerja sama dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Ampana Kota, menggelar pelatihan pembuatan pestisida nabati bersama masyarakat Desa Padang Tumbuo, tanggal 16–17 September 2025.

Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam mendorong penerapan pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan di wilayah tersebut.

Pelatihan ini diikuti oleh petani, penyuluh pertanian, serta masyarakat Desa Padang Tumbuo yang selama ini bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber utama penghidupan.

Peserta mendapatkan pembekalan teori dan praktik langsung terkait pemanfaatan bahan-bahan alami sebagai alternatif pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).

Narasumber utama kegiatan ini, Muhammad Amiruddin, yang juga dosen Program Studi Agroteknologi PSDKU Untad Touna, mengatakan, pestisida nabati merupakan inovasi yang dapat menekan ketergantungan petani terhadap pestisida kimia sintetis.

“Pestisida nabati lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan, serta dapat diproduksi secara mandiri oleh petani dengan memanfaatkan bahan lokal yang tersedia di sekitar desa,” ujar Muhammad Amiruddin, Jumat (19/12).

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan, kegiatan juga akan dilanjutkan dengan demonstrasi aplikasi pestisida nabati di lapangan yang dijadwalkan pada 16 Desember 2025.

“Demonstrasi ini bertujuan untuk melihat secara langsung efektivitas pestisida nabati pada tanaman serta memastikan petani mampu menerapkannya secara tepat di lahan pertanian,” ujarnya.

Pihak BPP Kecamatan Ampana Kota mengapresiasi kolaborasi antara perguruan tinggi, penyuluh, dan masyarakat Desa Padang Tumbuo.

Menurutnya, sinergi ini menjadi kunci dalam mempercepat adopsi teknologi pertanian ramah lingkungan di tingkat petani.

Selama pelatihan, peserta diperkenalkan dengan berbagai bahan tanaman lokal seperti daun mimba, serai, dan bawang putih, termasuk teknik peracikan, proses fermentasi, serta pengaturan dosis dan waktu aplikasi yang tepat.

Antusiasme masyarakat Desa Padang Tumbuo terlihat dari partisipasi aktif dalam diskusi dan praktik lapangan.

Dia berharap, melalui rangkaian kegiatan ini, petani dapat meningkatkan kemandirian dalam pengendalian hama sekaligus menjaga kelestarian lingkungan pertanian. ***