Hari ini anak-anakku berkumpul di depan pusaraku, di sekitar masjid dan madrasah-madrasahku untuk mengenang akhir perjalananku dari dunia yang fana, setelah lima puluh empat tahun aku meninggalkan kalian.

Yaa!!! Abna, Aku sudah sangat bahagia berada di sisi Allah, aku sangat senang melihat kalian telah melanjutkan dan mengembangkan usaha-usahaku, tetapi aku akan lebih bahagia sekiranya kalian senantiasa berada pada garis khittahku dalam mengemban amanah yang kutinggalkan kepada kalian.

Janganlah kalian melenceng dari akidah yang aku dan leluhurku selalu berpegang teguh padanya, yaitu Aqidah dari Imam Asy’ari, aqidah yang tidak bertentangan dengan Al-Kitab dan As-Sunnah. Aqidah yang dianut oleh Ahlus sunnah wal jama’ah dan mereka adalah Assawadul A’zham (golongan terbesar dan terbanyak) di dunia ini. Aqidah yang diikuti oleh salaf shaleh dari para sahabat dan tabi’in. Aqidah yang oleh tokoh-tokoh dari kaumku (Bani Alawy) selalu menyampaikan dari generasi ke generasi.

Perhatikanlah nukilan salah seorang tokoh dari kaumku Abdullah bin Abubakar Al-Aidarus dalam bukunya Al-Kibritul Ahmar tentang akidah ahlussunnah wal jama’ah, beberapa syair Syeikh Abdullah bin As’ad Al-Yafi’i, sebagai berikut :

Sebaik-baik masa adalah masa sahabat
Urutan yang terbaik di antara mereka
Adalah tepat seperti yang mereka tetapkan
Mereka semua bintang-bintang yang membawa petunjuk
Semuanya adil dan murah hati
Kemuliaan mereka telah dikenal dan tak dapat dipungkiri
Dari mereka semua Ash-Shidhiq-lah yang paling utama
Beliau seorang yang mulia
Sedangkan posisi keempat dalam kemuliaan
Dipegang oleh Haydar (Sayyidina Ali)
Yang memiliki keutamaan

Begitu pula untaian syair indah seorang ulama tersohor dari kaumku Abdullah bin Alwi Alhaddad r.a, yang aku sangat senang jika disenandungkan oleh para pelantun dari murid-muridku:

Jika kau ingin bahagia sepanjang masa
Setelah mati diletakkan di kubur di taman surga
Dan ketika ditiupkan sangkakala
Engkau dibangkitkan dalam aman sentosa
Selamat dari ketakutan, ancaman, kerugian dan pengusiran
Kemudian dihadapkan kepada Allah dalam kemuliaan
Memperoleh derajat tinggi dan keagungan
Para Malaikat menyampaikan berita yang menyenangkan
Yaitu keberhasilanmu memperoleh pahala kebaikan
Dan amal shalehmu memberati timbangan kebajikan
Sehingga engkau bahagia di mahsyar dan hari pengumpulan
Dan seperti kilat kau lewati ashiraat (titian)
Lalu meminum air telaga Nabi suci nan pilihan
Dan hidup kekal di surga paling tinggi penuh kenikmatan
Dekat dengan yang Maha Satu, Maha Tunggal, Maha Esa (Tuhan)
Kemudian memandang-Nya dengan kedua matamu
Dia Maha Suci dari ungkapan di mana dan bagaimana
Dan tiada yang membatasinya dengan batasan
(untuk memperoleh itu) maka perbaikilah keyakinanmu
karena sesungguhnya jika sempurna keyakinan
yang gaib akan tampak nyata tanpa keraguan
Dan Jadikanlah Asy’ari sebagai akidahmu
Karena ia telaga yang jernih
Jauh dari penyimpangan dan kekufuran.

Dan sesungguhnya hidupku (dalam mazhab) Syafi’i, maka wasiatku jika aku mati kelak  agar kalian senantiasa menjadi pengikut Syafi’i.

Thariqahku adalah jalan lurus yang ditempuh rasul yang teragung Muhammad SAW dan para sahabatnya yang penuh berkah, para tabi’in dan salaf  shaleh. Thariqah ini kami terima dari generasi ke generasi, turun temurun dan saling mewarisinya sejak Al-Imam Husain , Ali Zainal Abidin, Imam Muhammad Albaqir dan Imam Ja’far Shadiq serta lainnya dari mereka yang tergolong pembesar salaf sampai saat ini.

Aku menerima tariqah ini dari ayahku Al-Habib Al-Allamah Salim bin Alwi Aljufri dan guruku penulis Al-Iqdil Al-Abarr Al-Habib Idrus bin Umar Alhabsyi. Sanad tariqah ini dan sanadnya bersambung hingga Al-Habib Al-Quthb Al-Haddad dan Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah Balfaqih r.a. Perhatikan gubahan syairku:

Silsilah kaum ini hingga Al-Haddad cukup dikenal dan masyhur isnadnya
Aku mengambilnya dari ayahku yang tersohor dari gurunya Idrus bin Umar
Ia mengambilnya dari gurunya yang kelima belas (Alwy bin Saqqaf Aljufri) dan ia dari As-Saqqaf ayahnya yang shaleh
Dari Al-Habib Hamid dan saudara lelaki ibunya khalifah Al-Haddad dalam semua urusannya
Dari Abdurrahman Bilfaqih, sebagai ijazah kaum ini kepada setiap faqih.
Dari gurunya Alkurdy diambil dari Zamzamy
Dari gurunya Ibnu Hajar Alhaitamy
Dari Assayuthy dari Ahmad bin Ali Al’Asqalany
Yang memiliki magam yang tinggi.

Inilah khittahku. Inilah Aqidahku. Inilah Mazhabku. Inilah Tariqahku. Aku telah sampaikanan kepada kalian dan Allah menjadi saksi atas segala yang telah kuajarkan serta kepada Allah jua kukembalikan segala urusan. Wallahu a’lam