“Sebelum Nabi Muhammàd SAW lahir, setan suka naik ke langit mencuri berita, tapi semenjak Nabi Muhammad SAW lahir, setan tidak diperkenankam lagi oleh Allah SWT untuk mencuri berita.”
Demikian penggalan ceramah maulid Nabi Muhammad SAW yang disampaikan Pimpinan Majelis Dzikir Nurulkhairaat, Habib Muhammad Sholeh Alydrus (Habib Rotan), di Masjid Nur Asaadah, Kelurahan Boyaoge, Kecamatan Tatanga, Ahad (25/11).
“Api sesembahan majusi tidak pernah padam. Begitu lahirnya Nabi, api itu padam dan semua berhala-berhala berjatuhan,” lanjutnya.
Habib Sholeh menuturkan, di waktu kelahirannya, Nabi Muhammad SAW dalam keadaan sujud kepada Allah SWT, telah dikhitan dan memakai celak mata.
Olehnya itu, kata dia, Muhammad SAW mahluk paling mulia di antara seluruh mahluk yang ada.
Habib mengisahkan lagi, pernah suatu hari seorang ibu yang melintas, ketika itu Rasullullah duduk. Ibu itu lalu singgah meminta keringat Rasullullah. Ketika ditanyakan untuk apa, jawab ibu itu “untuk dijadikan minyak wangi.”
Bahkan, kata dia, ketika Rasulullah melewati satu jalan, para sahabat mengetahui bahwa Rasul baru saja melintas jalan tersebut, karena baunya meninggalkan jejak.
Dia menambahkan, nama Nabi Muhammad SAW selalu bersandingan dengan nama Allah SWT. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman, “Jikalau bukan karena engkau Muhammad, aku tidak ciptakan alam semesta, aku haramkan jannah dimasuki Nabi sebelum engkau masuki, begitupun untuk umatnya”.
“Untuk itu, mari kita memperbanyak membaca sholawat kepada nabi Muhammad SAW,” tekannya.
Pada kisah lain, suatu saat terdapat segerombolan kafilah kehabisan bekal air minum. Mereka singgah di satu sumur, namun mata air terlalu dalam. Tiba-tiba datanglah seorang anak kecil ke tempat tersebut, lalu dia menanyakan kepada para kafilah, apa keperluan mereka. Para kafilah itu menyampaikan mereka ingin mengambil air di dasar sumur tersebut, tapi tak ada alat menimba.
Anak itu lalu membaca sesuatu, kemudian membuang air ludahnya ke dalam sumur, dengan serta merta air sumur tersebut lalu naik ke permukaan hingga memudahkan para kafilah mengambilnya.
Para kafilah tersebut merasa keheranan dan bertanya, “Bagaimana bisa hal seperti itu bisa terjadi? Oleh anak itu dijawab, “Saya ini ditugaskan oleh orang tua saya membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW sehari semalam 300 ribu kali.”
Olehnya kata dia, dengan bersholawat hidup kita menjadi tenang, satu kali sholawat dibacakan Allah SWT turunkan 10 rahmat, satu rahmat dibagikan satu kota palu masih berlebihan.
“Nabi bersabda imanya seorang kamu sekalian tidak akan sempurna, sebelum aku lebih dicintai dari pada orang tua, anak dan semua manusia,” tambahnya.
“Sesunguhnya seseorang itu akan bersama dengan orang yang dicintainya di dunia. Kalau di dunia cinta pada Rasul, Insya Allah di Padang Masyhar akan dikumpul bersama Rasul,” imbuhnya.(IKRAM)