PALU – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, KH Zainal Abidin menjelaskan, setiap ibadah termasuk ibadah puasa, di dalamnya terkandung pesan moral atau maqashid. Bahkan begitu mulianya pesan moral ini, Rasulullah SAW menilai “harga” suatu ibadah itu dinilai dari sejauh mana kita menjalankan pesan moral atau maqashid yang dikandungnya.
Demikian khutbah Ied yang dibawakan KH Zainal Abidin saat pelaksanaan shalat Ied, di Masjid Al- Mujahidin Kantor Gubernur Sulteng, Jalan Sam Ratulangi, Kota Palu, Senin (2/4).
Pada khutbah yang berjudul “Refleksi Spirit Ramadhan dan Idul Fitri dalam Restorasi Sosial yang Berbasis Kebangsaan dan Semangat Humatarian” dia menjelaskan, apabila ibadah itu tidak meningkatkan akhlak kita, Nabi SAW mengingatkan bahwa ibadah itu tidak bermakna.
“Dengan kata lain, kita tidak mengamalkan pesan moral ibadah itu,” ujar Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng itu.
Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) Sulteng itu menjelaskan, perbedaan antara orang “beragama” dengan orang beriman.
Ia menyebutkan, orang beragama adalah orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada. Sedangkan orang beriman adalah orang yang percaya bahwa Tuhan itu hadir. Orang melakukan perbuatan jahat, karena berpikir bahwa Tuhan itu ada, tapi dia tidak merasakan kehadiran-Nya. Orang beriman merasakan kehadiran Tuhan di manapun dia berada.
Selanjutnya kata dia, orang beragama selalu merasa paling suci dan paling benar. Sedangkan orang beriman selalu melihat semua orang adalah setara, semua punya kelebihan dan kekurangan.
Lebih lanjut kata dia, orang beragama adalah orang yang mudah melihat perbedaan, dan sensitif dengan perbedaan. Sedangkan, orang beriman adalah orang yang mudah melihat persamaan, mau menerima perbedaan, dan mau mendengarkan orang lain.
Ia menambahkan, orang beragama selalu mementingkan simbol-simbol agama dan ritual agama semata. Sebaliknya, orang beriman adalah orang yang menyembunyikan ibadahnya dari orang lain, dan mempraktekkan imannya dimanapun dan kapanpun.
Dan terakhir kata dia, orang beragama adalah orang yang baik dalam urusan ibadah ritual semata, sedangkan orang beriman adalah orang yang baik dalam semua urusan, karena menganggap semua urusan sebagai ibadah.
“Tapi harus dicatat, kriteria di atas hendaknya tidak digunakan dalam menilai orang lain, tetapi digunakan untuk menilai diri masing-masing, apakah kita termasuk orang “beragama” atau orang beriman,” katanya mengakhiri.
Dalam kesempatan pelaksanaan sholat Ied , bertindak sebagai Imam, Drs H.M Jen Ismail.
Sementara shalat ied ini dihadiri Wakil Gubernur Sulteng, Ma’mun Amir dan Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Faizal Mang.
Reporter: IKRAM/Editor: NANANG