BANGGAI – Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Banggai meluncurkan inovasi baru dalam pelayanan yang berbasis digital. Aplikasi ini memberikan kemudahan dalam mengakses informasi dan pelayanan keimigrasian dengan konsep “get all our services in your hand!” yang bernama Maleo Single Window yang disingkat MSW.
Terobosan ini adalah langkah tepat dalam meningkatkan pelayanan keimigrasian, senada dengan disrupsi digital yang terjadi selama adanya pandemi Covid-19 beberapa Tahun belakang ini.
Menurut Kepala Kantor Imigrasi Banggai, Wijaya Adibrata “Penggunaan MSW bertujuan merevitalisasi pelayanan dengan konsep konvensional menjadi digital sekaligus mentransformasi pelayanan.
“Kantor Imigrasi Banggai yang sebelumnya paper-based menjadi paperless untuk kedepannya.” ucap Wijaya, Ahad (12/09).
Hal senada diungkapkan oleh Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian, Natalina Marbun. Kata dia, Effect Pandemi merubah banyak budaya salah satunya adalah perubahan besar-besaran di bidang pelayanan.
Menurut dia, Logo Maleo dalam MSW merupakan burung Endemi Sulawesi Tengah (Sulteng), yang sangat mandiri dan menjadi salah satu filosofi dalam logo tersebut. Dengan adanya MSW semua pelayanan dan informasi dapat dilakukan mandiri (self-service) di rumah atau kantor masing-masing.
“Diharapkan, MSW ini menjadi pelayanan yang lebih cepat dan efisien, serta berbasis data,” ungkap Kepala Subseksi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian, Ridwan salah satu creator MSW.
Dijelaskannya, MSW merupakan pelayanan keimigrasian dalam genggaman, seperti permohonan Paspor Indonesia, Visa Indonesia, Izin Tinggal Keimigrasian, formulir digital, serta sistem APOA (aplikasi pengawasan orang asing).
Dengan adanya inovasi MSW ini, Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Banggai dapat meningkatkan pelayanan kemigrasian semakin pasti lebih baik.
Bahkan, selain pelayanan berbasis digital, Kantor Imigrasi Banggai juga meluncurkan Maleo Command Center (MCC) sebagai pusat kendali untuk mendukung penegakan hukum. Konsep MCC terdiri atas 3 komponen.
Data Analytics, Marine Watch, Eye in the Sky. MCC digunakan sebagai pusat analisis data dan pengintaian jarak jauh yang menggunakan satelit dan sistem informasi geografis (GIS). Data analytics di Kantor Imigrasi menggunakan konsep business intelligence dalam pengumpulan data dan informasi, analisis, dan visualisasi data.
Untuk memperkuat pengawasan di tempat pemeriksaan imigrasi di pelabuhan, kantor imigrasi Banggai menerapkan konsep Marine Watch yang mengawasi perlintasan laut dengan satelit secara real-time, berisi data dan informasi kapal yang masuk dan keluar Indonesia di wilayah kerja Kanim Banggai.
Progam Eye in the Sky di Kanim Banggai sangat mendukung tim intelijen dan penindakan keimigrasian yang dilengkapi dengan aplikasi SIPOA dalam pelaksanaan pengawasan keimigrasian yang dilengkapi dengan informasi GIS.
Kepala Seksi Inteldakim, Arie V Genhank, menegaskan bahwa fungsi pengawasan keimigrasian di Kanim Banggai harus berbasis analisis data dan satelit yang dapat dipantau dari jarak jauh. Data dan informasi tersebut dianalisis oleh seorang analis data business intelligence Ridwan Arifin, sebagai Kepala Subseksi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian.
“Data merupakan komponen penting dalam melakukan pengawasan dan penindakan keimigrasian di wilayah kerja Kanim Banggai,”tegas Genhank.
Melalui MCC, fungsi pengawasan keimigrasian di Kantor Imigrasi akan lebih sangat efektif, efisien, komprehensif, dan kredibel. (YAMIN)