PALU – Akademisi UIN Datokarama Palu Dr. Sahran Raden menerangkan peran influencer lokal atau konten kreator dalam Pilkada 2024 menjadi salah satu aktor penting dalam keterpilihan calon kepala daerah.

Sahran Raden memandang di era digital dan media sosial, influencer memegang peran penting dalam membentuk opini publik. Dan menginformasikan pemilih terkait dengan eksistensi calon kepala daerah. Terutama kepada generasi Z dan milenial mereka yang membutuhkan rekam jejak calon kepala daerah.

“Para Influencer bisa memberikan jembatan informasi mengenai para calon mengenai visi misi para calon kepala daerah tentang isu kebudayaan, sosial, dan ekonomi yang menjadi poin kunci dalam pemilihan” terang Sahran Raden, Sabtu, (10/8) siang.

Mantan Ketua KPU Sulteng itu menerangkan Pilkada 2024 peran influencer diharapkan akan semakin meningkat, mengingat semakin banyaknya populasi pemilih lokal dalam pilkada yang terhubung dengan internet dan media sosial. Dengan jangkauan dan pengaruh yang luas, influencer dapat menjadi agen perubahan, mendorong partisipasi politik, dan meningkatkan pengetahuan politik di kalangan pemilih.

Mereka kata Sahran juga dapat menjadi
penghubung antara calon dan pemilih, dan berkontribusi dalam menyebarkan visi, misi, dan program kerja calon.


Namun, demikian tantangan yang dihadapi oleh influencer adalah berkaitan dengan misi informasi dan disinformasi di media sosial, dan influencer memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa informasi yang mereka bagikan akurat dan dapat dipercaya.

“Mereka perlu memiliki Etika dan integritas , karena ada risiko bahwa influencer mungkin disalahgunakan oleh pihak politik untuk menjalankan kampanye hitam atau mempengaruhi pemilih dengan cara yang tidak etis misalnya terkait dengan isu isu SARA dan politik identitas serta ujaran kebencian dan hoaks di media sosial” katanya.

Ketua PW ISNU Sulteng mengatakan dalam konteks Pilkada 2024, peran influencer harus dijalankan dengan hati-hati dan bertanggung jawab. Mereka harus menggunakan pengaruh mereka untuk mendorong demokrasi yang sehat dan berpartisipasi dalam diskusi politik yang konstruktif, bukan memperburuk polarisasi atau menyebarkan informasi yang salah.

“Diharapkan, dengan pendekatan yang tepat, influencer dapat berkontribusi positif terhadap proses demokrasi pilkada untuk mewujudkan demokrasi lokal yang damai dan demokratis” pungkasnya.

Reporter : Nanang IP

Editor : Yamin