PALU – Selama Desember 2021, Kota Palu mengalami inflasi sebesar 0,77 persen. Inflasi Kota Palu ini menempati urutan ke-34 secara nasional, dan urutan ke-17 di kawasan Sulampua.
Dari 90 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 88 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,91 persen dan terendah di Pekanbaru sebesar 0,07 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Dumai sebesar 0,13 persen dan terendah di Bukit Tinggi sebesar 0,04 persen.
Inflasi Kota Palu ini dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga terjadi pada kelompok makanan, minuman (Mamin) dan tembakau (1,69 persen), kelompok transportasi (1,67 persen), kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya (1,38 persen), kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,56 persen), kelompok perlengakapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,36 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,32 persen), kelompok kesehatan (0,28 persen), dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,03 persen).
“Untuk Penurunan indeks harga terjadi pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,88 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki 0,35 persen. Sedangkan kelompok pendidikan pada bulan ini relatif stabil. Laju inflasi tahun kalender bulan Desember 2021 sebesar 2,14 persen dan inflasi year on year (Desember 2021 terhadap Desember 2020) juga sebesar 2,14 persen,” ujar Kepala BPS Kota Palu GA Naser kepada MAL Online, Senin (3/1).
Sementara beberapa komoditas yang memiliki andil positif terhadap inflasi Desember 2021 antara lain, cabai rawit (0,21 persen), angkutan udara (0,19 persen), minyak goreng (0,08 persen), ikan selar/ikan tude (0,05 persen), beras (0,04 persen), bahan bakar rumah tangga (0,04 persen), pisang (0,04 persen), martabak (0,03 persen), aksesoris kendaraan (0,03 persen), dan cabai merah (0,03 persen)
Adapula komoditas yang memiliki andil negatif terhadap inflasi Desember 2021 antara lain, telepon seluler (0,05 persen), jagung manis (0,04 persen), kangkung (0,02 persen), kol putih/kubis (0,01 persen), ikan asin teri (0,01 persen), ikan layang/ikan benggol (0,01 persen), sepatu wanita (0,01 persen), gaun/terusan wanita (0,01 persen), tahu mentah (0,01 persen), dan ikan bandeng/ikan bolu (0,01 persen).
Reporter: IRMA
Editor: NANANG