Inflasi di Banggai Meningkat, BI Sulteng Usulkan Empat Strategi Penguatan 4K

oleh -
Kepala KPw BI Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat (kedua dari kanan) saat menghadiri kegiatan HLM TPID Kabupaten Banggai, Senin (25/07) kemarin. (FOTO: DOK. HUMAS BI SULTENG)

BANGGAI – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) terus mendorong stabilisasi inflasi melalui penguatan strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) di Kabupaten Banggai.

Hal ini ditempuh karena laju inflasi di salah satu kota perhitungan inflasi di Sulteng itu, dalam hal ini Kota Luwuk terus mengalami peningkatan. Peningkatannya berada di level 6,04% (yoy) pada bulan Juni 2022 berada di atas rentang target inflasi nasional dan realisasi inflasi Sulteng (gabungan dua kota perhitungan inflasi Provinsi Sulteng).

Pada kegiatan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banggai, Senin (25/07) kemarin, Kepala KPw BI Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat, memaparkan beberapa usulan program dalam menghadapi tekanan inflasi yang terus meningkat di Kota Luwuk.

Anto, sapaan akrabnya, mengusulkan beberapa program yang dapat dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banggai untuk menekan peningkatan laju inflasi tersebut.

“Pertama, diperlukan upaya peningkatan produktivitas tanaman pangan untuk menjaga ketersediaan pasokan melalui inovasi metode tanam dan hasil perikanan dengan bantuan sarana dan prasarana penangkapan ikan yang memadai,” ujarnya.

Kedua, lanjut dia, Pemkab Banggai bersama berbagai pemangku kepentingan perlu berkoordinasi untuk menjaga kelancaran distribusi pangan di wilayah Kabupaten Banggai.

Kemudian, dibutuhkan program untuk memantau kestabilan harga melalui PIHPS atau sidak lapangan yang dipimpin oleh Pemerintah Daerah.

“Terakhir, Pemkab Banggai dapat terus mendorong percepatan digitalisasi informasi pangan untuk membangun komunikasi yang efektif sehingga memudahkan Kerjasama Antar Daerah (KAD),” tambahnya.

Ia berharap, sejumlah program yang diusulkan tersebut dapat menekan inflasi pada periode berikutnya yang saat ini banyak dipengaruhi oleh komoditas volatile food (komponen bahan makanan bergejolak) produk hortikultura seperti cabai rawit (0,28%, mtm), bawang merah (0,16%, mtm), dan cabai merah (0,10%, mtm).

Dua komoditas berikutnya yang berkontribusi terhadap inflasi bulan Juni 2022 adalah ikan cakalang/ikan sisik (0,08%, mtm) dan ikan katamba (0,06%, mtm).

Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas yang menahan laju inflasi pada bulan Juni 2022 yaitu angkutan udara (-0,13%, mtm) dan sagu (-0,02%, mtm). Meskipun mengalami deflasi, angkutan udara masih menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar selama bulan Januari-Juni 2022.

Bupati Banggai, Amirudin Tamureka, menyambut baik usulan yang disampaikan Kepala KPw BI Sulteng.

“Kami berharap, asesmen yang dilakukan oleh BI dapat dijadikan sebagai referensi dalam membuat program-program yang mendukung ketersediaan pangan dan stabilitas harga-harga di Kabupaten Banggai,” katanya.

HLM TPID Kabupaten Banggai kali ini mengambil tema “Penguatan Pengendalian Inflasi Daerah di Tengah Meningkatnya Tekanan Inflasi di Tahun 2022”.

Kegiatan dihadiri sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Banggai serta lembaga, badan dan instansi vertikal di Kabupaten Banggai.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum yang baik untuk menekan inflasi di tahun 2022 agar sesuai dengan target yang ditetapkan sebesar 3%±1%. (RIFAY)