Industri Baterai dan Usaha Terciptanya Green Economy

oleh -
Ilustrasi. (FOTO: IST)

DAMPAK POSITIF

Dengan adanya pembangunan industri baterai  dalam mendukung ekosistem yang lebih ramah terhadap lingkungan mampu memberikan banyak dampak positif. Pembangunan industri baterai ini mampu memberikan multiplier effect berupa meningkatnya penerimaan negara dan menciptakan lapangan pekerjaan secara besar-besaran.

Selain penerimaan negara berupa pajak yang meningkat, penerimaan negara berupa devisa juga akan meningkat mengingat industri ini berorientasi ekspor. Pembangunan industri baterai lithium ini juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan secara besar-besaran untuk wilayah sekitar.

Hal ini diharapkan mampu menekan angka pengangguran di wilayah tersebut. Selain menciptakan lapangan kerja dan nilai tambah bagi komoditas dalam negeri, pengembangan industri hilir juga akan membantu menstabilkan perekonomian nasional di tengah kondisi pasar komoditas yang fluktuatif.

Saat ini kebutuhan akan baterai lithium akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya isu lingkungan dan tren dunia. Indonesia telah menetapkan target pengurangan emisi sebesar 29% dan mobil listrik menjadi salah satu strategi untuk mencapai target tersebut. Dalam jarak 10 km, mobil bensin memproduksi sebanyak 2,4 kg sedangkan pada jarak yang sama mobil listrik hanya menghasilkan 850 gram emisi karbon.

BACA JUGA :  Pertamina Patra Niaga Kembali Gelar AJP, Usung Tema "Energizing The Acceleration"

Dalam hal ini, penggunaan mobil listrik akan sangat efektif untuk menekan emisi karbon sehingga pembangunan industri selaras dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Berdasarkan manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan mobil listrik tersebut, Indonesia akan mampu menggaet banyak investor asing untuk mendukung pengembangan industri baterai listrik dan baterai lithium.

DUKUNGAN PEMERINTAH

BACA JUGA :  PEN 7.0, Program Sosial Perwira Pertamina menjadi Pengajar di Sekolah Dasar

Sebagai negara dengan penghasil bahan baku pembuatan baterai lithium terbesar di dunia, Indonesia diharapkan mampu menguasai industri mobil listrik global di masa mendatang. Dalam memproduksi baterai lithium dibutuhkan hilirisasi yang tidak cukup hanya sampai produk setengah jadi saja (intermediate product) namun harus sampai produk turunan yang lebih hilir lagi.

Hal ini tentu saja membutuhkan dukungan teknologi dari pemerintah sehingga penggunaan teknologi pengolahan tidak dikuasai asing. Selain itu dalam pengembangan industri baterai juga perlu didukung dengan industri daur ulang. Baterai yang nantinya akan menjadi limbah memerlukan penanganan yang komprehensif, antara lain dengan daur ulang agar proses pemurnian dapat dilakukan.

Campur tangan pemerintah dalam pelarangan ekspor mineral mentah juga diperlukan supaya dapat memacu hilirisasi industri khususnya nikel sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih hilir lagi. Hal ini juga mampu mengundang investasi sektor tersebut masuk ke Indonesia.

BACA JUGA :  UMKM Sayur Hidroponik Sukses Pasok Produknya ke 40 Gerai Alfamidi

Selanjutnya, pemerintah perlu memberikan kemudahan terkait perizinan investasi supaya banyak investor yang mau mendukung pengembangan industri baterai ini. Setelah ekosistem mobil listrik ini terbentuk, pemerintah harus menyediakan stasiun pengisian bahan kendaraan lsitrik setidaknya dalam jumlah yang cukup dengan strategi tertentu.

*Penulis adalah Aparatur Sipil Negara Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah