ILUNI UI-RSCM Kerja Sama Gelar Pelatihan Manajemen Kebencanaan

oleh -
Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam (berbaju batik/berkaca mata) dan Dokter Spesialis Bedah Orthopedi, RSCM, dr Yogi Prabowo, Sp.OT(K) (memakai rompi) di sela pelatihan kebencanaan di aula Bapelkes Sulteng, Ahad (23/06). (FOTO: RIFAY)

PALU – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam wadah Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) bersama Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan sejumlah pihak lainnya, menjalin kerja sama dalam sebuah pelatihan terkait kebencanaan di Aula Bapelkes Sulteng, Sabtu (22/06) hingga Ahad (23/06).

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian sejumlah program terkait kebencanaan yang digagas Iluni UI bersama RSCM, sejak awal pascabencana hingga masa rehabilitasi dan rekonstruksi saat ini.

Ada dua pelatihan yang berlangsung selama dua hari itu, yakni pelatihan manajemen bencana untuk mahasiswa dan pelatihan kepada petugas di rumah sakit untuk penangan korban bencana.

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber, di antaranya Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB, FINASIM, FACP, FACG dan dari pihak RSCM sendiri.

BACA JUGA :  Bacalon Wakil Wali Kota, Imelda Liliana Luncurkan "Kopi Gratis"

“Jadi kegiatan ini termasuk dalam rangkaian rekonstruksi pascabencana di Pasigala. Pihak-pihak yang terlibat antara lain FKUI, RSCM, dan ILUNI bahu membahu membuat program rekonstruksi yang terdiri dari beberapa rangkaian program,” sebut Dokter Spesialis Bedah Orthopedi, RSCM, dr Yogi Prabowo, Sp.OT(K).

Menurutnya, program pelatihan tersebut adalah lanjutan dari program-program sebelumnya.

“Sejak awal pascabencana, kami bersama ILUNI UI memang sudah melalukan penanganan pada masa akut, pembantuan medis dan sebagainya,” ujarnya.

Pelatihan kemarin, kata dia, adalah salah satu rangkaian yang memang ditargetkan bersama dengan program-program kebencanaan lainnya.

BACA JUGA :  Pantai Tanjung Karang: Keindahan Alam yang Terancam oleh Sampah

“Jadi program rekonstruksi itu ada yang berupa bantuan peralatan medis dan transfer of knowledge atau sharing pengalaman untuk persiapan kesiapsiagaan menghadapi bencana, sehingga sasarannya kepada pelajar dan mahasiswa terutama mahasiswa kedokteran dan petugas-petugas medis di rumah sakit. Nanti akan ada rangkaian kegiatan lain tanggal 8 Juli nanti,” katanya.

Pantauan MAL, pelatihan tersebut juga dihadiri Dekan FK Universitas Alkhairaat (Unisa), dr Mukramin Amran dan Wakil Dekan FK Unisa, drg Lutfia Sahabuddin.

Dalam materinya, Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan penanganan korban bencana khususnya di pengungsian.

Kata dia, salah satu penyakit yang paling rentan terjadi di pengungsian adalah TBC (Tuberkulosis). Menurutnya, petugas kesehatan sendiri harus bisa membaca gejala TBC pada diri pengungsi.

BACA JUGA :  Pemkot Palu Terima 26 Paket Barang Milik Negara dari PUPR

“Misalnya batuknya sudah lebih dari dua minggu atau biasanya gejala awalnya adalah mengalami demam dan sebagainya. Ini yang harus bisa dideteksi agar bisa tepat dalam melakukan penanganan,” katanya. (RIFAY)