Oleh: Mohamad Rivani, S.IP, MM

            Baru-baru ini Ikatan Alumni Universitas Hasanudin (IKA UNHAS) mengadakan musyawarah besar untuk memilih Ketuanya dalam rangka mengganti ketua yang lama. Setelah melalui banyak tahapan, terpilihlah H. Amran Sulaeman mantan menteri pertanian RI menjadi Ketua Umum IKA UNHAS menggantikan HM Jusuf Kalla yang telah beberapa periode memimpin institusi tersebut.

Terpilihnya H Amran Sulaeman tidak terlepas dari jejaring yang dimilikinya, baik di internal para alumni maupun eksternal. Kita juga tahu bahwa Ketua IKA UNHAS ini memiliki usaha besar serta mentereng yang bisa menopang operasional IKA UNHAS dalam melaksanakan program kerja yang disusun dalam rapat kerja bersama pengurus yang dipilih oleh formatur. Bahkan terdengar bahwa H Amran Sulaeman bersedia menghibahkan kantornya untuk dijadikan sekretariat IKA UNHAS yang dinilai sangat prestisius itu.

            Tahukah kita, dengan melihat realitas yang ada, bahwa Ikatan Alumni bukan hanya sebatas paguyuban tempat berkumpulnya orang-orang yang telah menamatkan suatu pendidikan di sekolah, sekolah tinggi ataupun Universitas, akan tetapi telah menjelma menjadi suatu institusi bergengsi yang jika dikelola dengan baik dapat menghasilkan kekuatan yang sangat luar biasa baik itu dalam hal penyiapan sumber daya manusia, sebagai kelompok yang bisa membangun opini publik maupun mitra strategis pemerintah dalam mengakselerasikan pembangunan daerah dan bangsa yang kita cintai bersama.

            Coba kita bayangkan jika para alumni yang berhimpun dalam IKA UNTAD membuat satu terobosan baru dengan menjadikan IKA UNTAD sebagai institusi yang dapat memberikan kontribusi nyata baik itu buat Universitas maupun Daerah/Bangsa dengan jalan memberikan sumbangsih pemikiran dan karya dalam bidang apa saja utamanya yang berkaitan dengan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru yaitu Nusantara dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penerapannya.

            Hal ini sangat bisa dilakukan dengan memberikan berbagai macam masukan yang konstruktif kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini pihak Pemerintah Provinsi yang memang konsen dalam meningkatkan perekonomian masyarakat didaerah melalui visi Gubernur Sulawesi Tengah yaitu “Gerak Cepat Menuju Sulawesi Tengah Lebih Sejahtera dan Lebih Maju” dengan 9 misi yang diantaranya adalah kerja sama regional yang bisa membuat daerah ini lebih maju dan punya peran dikancah regional, nasional bahkan internasional.

            IKA UNTAD sebagai perahu besar para alumninya, dapat berperan aktif dalam pembangunan di Sulawesi Tengah dengan menggandeng IKA Fakultas untuk merealisasikan mimpi besar Gubernur dengan memberdayakan para alumni Fakultas yang punya kualifikasi mumpuni dibidangnya, terkhusus yang punya konsep mengenai IKN itu sendiri maupun konsep pembangunan ideal Sulawesi Tengah dalam rangka menjadi pusat perekonomian di Timur Indonesia.

            Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Sulawesi Tengah menyimpan kekayaan Sumber Daya Alam yang sangat luar biasa banyaknya, mulai dari sektor pertanian, gas alam, Biji Besi, Emas, Nikel, dan lain-lain. Bahkan data menurut kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020, indonesia memiliki cadangan Nikel terbesar di dunia dengan nilai 52 persen dari cadangan nikel di dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni. Dan salah satunya yang berada di Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah.

            Pertanyaan yang muncul saat ini adalah, apakah Ikatan Alumni Untad dibantu Ikatan Alumni Fakultas dapat berperan dalam mengaklselerasi pembangunan di Sulawesi Tengah? Saya kira jawabannya adalah bisa berperan. Saat ini banyak sekali para alumni yang berkualifikasi ahli dibidangnya yang bisa melakukan percepatan pembangunan di Sulteng. Yang jadi soal adalah kesempatan untuk dilibatkan pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Daerah Provinsi melalui Gubernur.

Terkhusus para Alumni Teknik, saya mengenal beberapa tenaga ahli dibidang konstruksi dan perencaaan yang sangat mumpuni dalam mendesign penataan ruang Kabupaten/Kota di provinsi ini berbasis kearifan lokal, dengan memanfaatkan ketersediaan daya listrik yang ada termasuk konsep mengenai “Smart City” yang akan diterapkan di Kota Palu melalui kerjasama Pemerintah Kota Palu dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Para ahli ini mungkin juga bisa dilibatkan dalam tim percepatan pembangunan di Sulteng, termasuk dalam mempersiapkan sulteng sebagai daerah penyangga IKN dari segi penataan infrastruktur, baik jalan, pelabuhan, maupun jembatan.

            Olehnya saya mengajak para pengurus IKA UNTAD dan IKA FAKULTAS untuk berperan aktif dalam menawarkan ide/gagasan yang konstruktif berbasis keilmuan yang ilmiah dan aplikatif dalam membangun daerah ini agar menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di regional Sulawesi. Hal ini tidaklah berlebihan dan mustahil karena jika melihat tren pertumbuhan yang ada, maka kita akan mengatakan bahwa ini pasti terjadi. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Sulteng pada tahun 2021 sebesar 11,70 persen, tertinggi di regioanl sulawesi mengalahkan Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat dan Gorontalo.

            Kapan rencana ini bisa terwujud? Kalau bisa secepatnya, tetapi hal ini tergantung lagi pada kesiapan para Alumni Untad itu sendiri. IKA UNTAD seyogyanya mempelopori ide ini dengan bekerjasama dengan IKA FAKULTAS agar peran para alumni bukan saja untuk almamaternya tetapi diperluas lagi ke masyarakat, daerah dan bangsa yang kita cintai bersama ini melalui aksi nyata yang telah saya kemukakan diatas.

Terakhir ingin saya sampaikan bahwa membangun Sulawesi Tengah yang luas ini perlu keterlibatan banyak pihak, termasuk IKA UNTAD dan IKA FAKULTAS yang saya analogikan sebagai motor penggerak dalam mendinamisasi pembangunan di Sulawesi Tengah. Mari kita bangun budaya kolaborasi dan tinggalkan ego sektoral sehingga dapat menjadikan Sulawesi Tengah menjadi daerah yang sejahtera dan lebih maju, untuk itu mari  “Solid Bersinergi Untuk Sulawesi Tengah.

Penulis adalah Pegawai BPS Kota Palu, Pemerhati Sosial dan Ekonomi Sulawesi Tengah, dan Wakil Ketua Umum IKA TEKNIK UNTAD