PALU – Kepala BPS Provinsi Sulteng Simon Sapary mengatakan, pada bulan Agustus 2022, Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan dua kota seperti Kota Palu dan Kabupaten Banggai di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami kenaikan sebesar 0,31 persen dari 114,72 pada bulan Juli 2022 menjadi 115,07 Persen pada bulan Agustus 2022.
Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh naiknya indeks harga pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,72 persen diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,59 persen), kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,52 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,29 persen), kelompok kesehatan (0,12 persen), dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,12 persen). Sementara penurunan indeks harga terjadi pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,50 persen, diikuti kelompok transportasi (0,03 persen) dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,02 persen).
Sedangkan kelompok pendidikan dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya relatif tidak mengalami perubahan indeks harga.
Inflasi gabungan dua Kota Palu dan Kabupaten Banggai pada bulan Agustus 2022 inflasi sebesar 0,31 persen, sedangkan inflasi tahun kalender dari Desember 2021 hingga Agustus 2022 sebesar 5,02 persen serta inflasi tahun ke tahun dari Agustus 2021 hingga Agustus 2022 sebesar 6,15 persen.
Menurutnya, dari dua kota IHK di Provinsi Sulawesi Tengah, Kota Palu tercatat mengalami inflasi sebesar 0,25 persen dengan inflasi tahun kalender sebesar 4,73 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 5,78
persen. Sementara Kota Luwuk pada bulan ini mengalami inflasi sebesar 0,54 persen dengan inflasi tahun kalender sebesar 6,27 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 7,78 persen.
“Inflasi pada bulan Agustus 2022 dipengaruhi oleh naiknya indeks harga pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,72 persen diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,59 persen), kelompok makanan, minuman dan tembakau (0,52 persen), kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,29 persen), kelompok kesehatan (0,12 persen), dan
kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,12 persen),” ujar Simon Sapary, Kamis (1/9).
Sementara penurunan indeks harga terjadi pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,50 persen, diikuti kelompok transportasi (0,03 persen) dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (0,02 persen). Sedangkan kelompok pendidikan dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya relatif tidak
mengalami perubahan indeks harga.
Dari 90 kota pantauan IHK nasional, tercatat 11 kota mengalami inflasi dan 79 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 0,82 persen dan terendah di Kota Bekasi sebesar 0,12 persen. Kota Tanjung Pandan mengalami deflasi tertinggi sebesar 1,65 persen, sementara Kota Kediri dan Depok mengalami deflasi terendah sebesar 0,01 persen. Kota Palu menempati urutan ke-8 inflasi di
tingkat nasional dan urutan ke-6 di kawasan Sulampua, sementara Kota Luwuk menempati urutan ke-2 inflasi di tingkat nasional dan di kawasan Sulampua.
Reporter: IRMA
Editor: NANANG