PALU – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menggelar kegiatan fun walk and share di Lapangan Vatulemo Palu, Ahad (23/10) pagi.
IDI fun walk and share tersebut merupakan kegiatan untuk memeriahkan dirgahayu ke-72 IDI yang digelar serentak se-Indonesia.
Salah satu rangkaian dalam kegiatan tersebut adalah pembagian bibit cabai bagi masyarakat hanya dengan harga 1 rupiah yang dibayar menggunakan metode Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS).
Sebanyak 1000 bibit cabai disediakan dalam kegiatan itu. Pembagian bibit cabai merupakan kolaborasi IDI dan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Balai Pertanian.
Masyarakat yang ingin mengambil bibit cabai terlebih dahulu melakukan scan terhadap kode batangan QRIS yang dipajang petugas.
Setiap warga yang berhasil melakukan scan code kemudian mendapat 1 lembar kupon untuk ditukarkan dengan 1 bibit cabai dalam polibag.
Kepala KPw BI Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat yang hadir dalam kegiatan itu sangat berterima atas kesempatan berkolaborasi menyemarakkan dirgahayu IDI tingkat Sulteng tersebut.
Dalam kegiatan ini, pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk mulai menanam cabai di rumah masing-masing.
Selain untuk konsumsi, kata dia, hasil panen dalam jumlah besar juga bisa dipasarkan.
“Bantu konsumsi di rumah tangga dan ikut stabilkan harga cabai,” kata Anto, sapaan akrabnya.
Ia berharap, ke depan gerakan menanam cabai di rumah tangga ini bisa semakin meningkat. Dengan begitu, upaya pengendalian inflasi di Sulteng bisa dilakukan bersama.
“Semoga ke depan kita bisa lebih banyak lagi berkolaborasi demi kebaikan masyarakat di Sulteng,” harapnya.
Selain itu, lanjut dia, melalui gerakan menanam cabai juga bisa menggerakkan partisipasi masyarakat dalam melawan inflasi.
“Mengingat harga cabai memang menjadi komponen inflasi di semua daerah di Sulteng,” jelasnya.
Anto menjelaskan, dalam lima bulan terakhir, inflasi di Sulteng cukup besar. Hal itu terjadi lantaran dipicu terjadinya musim hujan.
“Maka salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan harga sekaligus ketersediaan cabai adalah bersama-sama melaksanakan penanaman cabai dari tingkat rumah tangga,” tekannya.
Terkait ajakan menanam cabai, sambung Anto, sebelumnya telah ada beberapa kolaborasi yang dilakukan bersama dalam satu program “Urban Farming”.
“Misalnya kerja sama menanam cabai dilakukan dengan melibatkan unsur PKK dari 46 kelurahan di Kota Palu. Gerakan menanam cabai dilakukan dengan membagikan 7.700 bibit cabai kepada pengurus PKK,” katanya.
Selanjutnya, kata dia, dukungan program Pagasi Ride Ikatan Sport Sepeda Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah (ISSI).
Pagasi Ride merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam pengendalian inflasi pangan. Dimana setiap peserta Pagasi Ride yang telah mendaftar turut berkontribusi menyumbang setidaknya 6 bibit cabai yang nantinya akan diserahkan kepada Pondok pesantren binaan BI Sulteng Kota Palu. Selain itu setiap pendaftar Pagasi Ride juga berhak membawa pulang 4 bibit cabai untuk ditanam di rumah. RIFAY