Hindari Konten Iklan Negatif dalam Pemasaran Online

oleh -
1410_Square

KEPULAUAN TALAUD – 808 peserta dari berbagai kalangan dan profesi antusias mengikuti webinar bertema “Tips dan Trik Jualan Online”.

Webinar ini merupakan rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Kamis 14 Oktober 2021.

Empat narasumber tampil dalam seminar kali ini, masing-masing Founder dan CEO Mentari Digital Media, Mentari Rahman; Public Speaker dan Owner @mydearscarf, Indira Wibowo; pegiat investasi dan Marketing Online Specialist, Pricilya Nelwan; serta Account Executive Area Sulawesi, PT Visionet Internasional (OVO), Arbi Samura. Sedangkan moderator dalam webinar ini adalah Hesty Imaniar.

Mentari Rahman sebagai pemateri pertama menyampaikan paparan berjudul “Strategi Digital Marketing untuk Petani dan Nelayan di Tengah Pandemi”. Menurut dia, kiat strategi pemasaran daring, antara lain membuat akun media sosial, promosi lewat iklan digital berbayar, buat laman dan akun di Google Bisnisku, gunakan jasa pemengaruh, membuat akun jualan di lokapasar terkenal, dan berikan giveaway atau insentif kepada pelanggan.

“Selanjutnya, iklan di media sosial juga harus memperhatikan target pasar, apabila produk akan ditawarkan ke baby boomers, generasi X, dan milenial, sebaiknya gunakan Facebook Ads. Jika target pasar adalah generasi milenial dan generasi alpha, maka Instagram adalah pilihan iklan yang tepat,” jelasnya.

Selanjutnya, Indira Wibowo yang menyampaikan paparan berjudul “Etika Pemasaran Produk Lokal di Toko Online”, mengatakan, tata krama dalam isi iklan yang perlu diperhatikan meliputi bahasa, pencantuman harga, manfaat, serta kejujuran, dan tanggung jawab.

Sedangkan iklan yang berpotensi melanggar etika, contohnya menonjolkan konsep seksualitas, bermuatan penghinaan pada daerah tertentu, pelecehan akan suatu profesi, dan mencantumkan komentar berlebihan.

“Pemasar harus mengedepankan cara jujur dalam melayani konsumen, klien, pegawai, pemasok, distributor, dan masyarakat,” imbuh dia.

Pemateri ketiga, Pricilya Nelwan, memaparkan materi bertema “Peran Literasi Digital untuk Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Lebih Produktif”. Menurut dia, pasar digital memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berbelanja digital dengan banyak kemudahan.

Agar tak terjebak sifat konsumtif ketika berbelanja di internet, warganet harus dapat mengatur pengeluaran dengan membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

“Rancang estimasi pengeluaran sehari-hari dan sesuaikan dengan pendapatan masing-masing,” ujar dia.

Adapun Arbi Samura, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan berjudul ”Main

Aman saat Berbelanja Online”. Ia mengatakan, salah satu kejahatan yang kerap terjadi internet yaitu phising.

Taktiknya, kata dia, dapat dilakukan dengan menyamarkan malware berbahaya pada surel agar tautan yang dibagikan dapat diklik warganet.

“Untuk menghindarinya, jangan pernah mengeklik tautan atau mengunduh lampiran dari surel yang tidak diharapkan,” katanya.

Pada sesi tanya jawab, salah satu peserta, Agus Budi bertanya tentang kiat menerapkan program self reward agar terhindar dari budaya konsumtif.

Menanggapi hal tersebut, Pricilya Nelwan bilang, self reward dapat diberikan atas prestasi yang dicapai.

“Meskipun demikian, lakukan self reward untuk produk-produk yang diperlukan dan sesuaikan dengan dana khusus yang telah disiapkan,” katanya.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan informatif yang disampaikan narasumber terpercaya.

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, silakan kunjungi https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. ***