PALU – Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Alkhairaat (Himapro Unisa), Ali Rahman menolak bentuk politisasi rumah ibadah.
“Rumah ibadah adalah tempat suci, kami menolak rumah ibadah dijadikan sebagai sarana politik,” kata Ali kepada MAL Online, Kamis (3/1).
Selain soal itu, dia juga menegaskan pernyataan Ketua BEM Unisa Fardin S Madia, yang menolak berita bohong (hoax), fitnah dan ujaran kebencian. Sebab ini akan berpengaruh dan berefek negatif bagi persatuan dan kesatuan bangsa, yang bidup dalam keberagaman.
“Hoax atau berita bohong telah dimanfaatkan untuk kepentingan politik maupun ekonomi tertentu dari pihak yang menghendaki kerusakan dalam hidup,” ujar Ali.
Menurutnya, sering terjadi gesekan akibat dampak dari berita hoax, dengan metode pelaku mencoba mengangkat isu yang arahnya merusak persatuan bangsa. Lebih-lebih lagi ujaran kebencian yang mengarah pada pribadi,
Ujaran-ujaran kebencian itu bersifat intoleran, diskriminatif dan hasutan-hasutan. Dengan ini kata dia, kesadaran akan pluralisme sangatlah penting dalam kehidupan berdemokrasi untuk.
“Mari mempertebal rasa nasionalisme bangsa. Sebagai warga Negara kita semua akan kembali memilih masing-masing pemimpinnya baik dari eksekutif maupun legislatif.
Kami mengajak masyarakat Sulawesi Tengah khususnya masyarakat kota Palu untuk mensukseskan pemilu 2019 yang akan datang dengan damai dan kondusif,” tambahnya. (NANANG)