Hilirisasi Nikel di Morut Buka Kran Tenaga Kerja Jumlah Besar

oleh -

MORUT – Bupati Morowali Utara, Delis Djulkerson Hehi memaparkan, program hilirasi nikel di Kabupaten Morowali Utara telah membuka kran tenaga kerja jumlah besar. Satu perusahaan saja membutuhkan hingga 15 ribu orang tenaga kerja.

“Peluang ini harus dinanfaatkan dengan baik oleh pemuda di Morowali Utara. Tidak hanya bekerja di perusahaan saja, tetapi masih sektor lain yang potensial dikembangkan,” kata Bupati Morowali Utara Delis J Hehi di depan peserta Seminar Nasional DPC Gerakan Anak Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Morowali Utara, bertema Peluang Kerja dan Kewirausahaan Generasi Muda Dalam Proyek Nasional Hilirisasi Nikel di Morowali Utara, Sabtu (23/9).

Menurut Delis, Morowali Utara membuka peluang investasi smelter nikel. “Ada tiga kawasan baru lagi yang akan dibuka. Jadi ini akan membuka lapangan kerja maupun dunia usaha lainnya,” kata Delis.

BACA JUGA :  Bila Perusahaan Tak Bayar Jamrek, Maka Hentikan Sementara atau Cabut Izin

Sejak ketentuan hilirisasi nikel ditetapkan pemerintahan Joko Widodo, Kabupaten Morowali Utara terus meningkat perekonomian dan pendapatan daerahnya. Pertumbuhan ekonomi Morowali Utara bahkan menjadi tertinggi kedua di Indonesia.

Peluang lain, kata Delis, adalah sektor jasa dan UMKM. Sebab menurutnya, terdapat sedikitnya 15 ribu karyawan setiap hari membutuhkan makanan, laundry, hingga kebutuhan tempat tinggal.

“Bila dihitung-hitung, gaji seorang karyawan perusahaan itu Rp4 juta perbulan. Kemudian mereka membelanjakan untuk tempat tinggal bagi yang luar, makan, minum dan belanja lainnya. Ada sekitar enam puluh miliar uang yang berputar dalan sebulan,” ujar Delis.

Hal senada dilontarkan Staf Khusus Menteri Pertanian, Yesiah Ery Tamalagi. Pada kesempatan itu, Ery Tamalagi menantang pemuda Morowali Utara baik di GAMKI maupun lainnya untuk bertani.

BACA JUGA :  Pertamina Patra Niaga Kembali Gelar AJP, Usung Tema "Energizing The Acceleration"

“Belasan ribu karyawan perusahaan itu pasti butuh makan dan lain-lain. Kalau kita tidak bergerak cepat, peluang tersebut bisa saja direbut orang lain dari luar Morowali Utara,”katanya.

Pihak Kementerian Pertanian, kata Ery Tamalagi akan terus mendorong bahkan membantu bibit tanaman yang mau dikembangkan. Pelatihan-pelatihan juga bisa difasilitasi.

Ery Tamalagi juga menjelaskan saat ini sudah ada perencanaan komoditas unggulan yang akan dikembangkan pada sejumlah kecamatan hasil pemetaan Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama Pemkab Morowali Utara.

BACA JUGA :  PT Vale Raih Tujuh Penghargaan di EPSA 2024

Adapun wilayah pengembangan komoditas unggulan yaitu Kecamatan Mori Atas, Mori Utara, Lembo Raya, Lembo, Petasia Barat, Petasia, Souo Jaya, Bungku Utara dan Mamosalato.

Komoditas unggulan yang akan dikembangkan berupa pertanian, perkebunan, peternakan, hortikultura, buah-buahan dan lain-lain.(**/IKRAM)