DONGGALA – Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) beserta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Palu dan sejumlah pihak terkait melakukan ruqyatul hilal, di Desa Marana, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Selasa (11/05).
Rukyatul hilal merupakan proses pengamatan kemunculan bulan untuk menentukan kepastian jatuhnya 1 Syawal sebagai hari pelaksanaan idul fitri.
Sampai saat ini, para pihak ikut serta melakukan ruqyatul hilal, belum melihat adanya tanda-tanda kemunculan hilal.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sulteng, Gasim Yamani, hasil dari ruqyatul tersebut menunjukan hilal masih berada di bawah ufuk. Sehingga, masih sangat memungkinkan umat Islam tetap berpuasa Rabu besok, sehingga genap menjadi 30 hari.
“Insya Allah kepastian yang kedua, Kamis 13 Mei nanti baru jatuh 1 Syawal 1442 Hijriah. Hasil pemantauan ini akan kita sampaikan segera ke pusat untuk menjadi bahan pengambilan keputusan saat sidang isbat,” ujarnya kepada wartawan MAL, usai melangsungkan ruqyatul hilal.
Di tempat yang sama, Pengamat Meteorologi Geofisika, BMKG Kelas I Palu, Bambang Hariono, menegaskan bahwa pihaknya sama sekali belum melihat hilal.
“Hal itu dikarenakan bulan sudah di bawa ufuk, atau bulan mendahului terbenamnya matahari, dan konjungsi geometrinya itu terjadi jam 2 atau jam 3 dini hari tanggal 12 ya,” ungkapnya.
Bambang juga mengatakan, jika berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh BMKG, posisi dari hilal berada di bawah lima derajat. Saat menggunakan teropong dengan kondisi bulan mendahului matahari, membuat pihak BMKG kesulitan untuk melihat hilal.
Kata Bambang, pihaknya akan kembali melakukan pemantauan hilal, Rabu (12/05) besok.
“Dan itu serentak semua se-Indonesia, karena perintah langsung dari pusat,” pungkasnya.
Reporter : Faldi
Editor : Rifay