Allah Ta’ala menciptakan segala sesuatu berpasangan. Ada susah ada senang. Ada lapar dan ada kenyang, Ada kaya ada miskin, ada sakit, ada sehat.
Salah satu hikmah Allah menciptakan sakit agar kita bisa merasakan nikmatnya sehat.
Sebagaimana orang yang makan, ia tidak bisa menikmati kenyang yang begitu nikmatnya apabila ia tidak merasakan lapar. Jika ia merasa agak kenyang atau kenyang maka selezat apapun makanan tidak bisa ia nikmati.
Begitu juga dengan nikmat kesehatan, kita baru bisa merasakan nikmatnya sehat setelah merasa sakit sehingga kita senantiasa bersyukur, merasa senang dan tidak pernah melalaikan lagi nikmat kesehatan, serta selalu menggunakan nikmat kesehatan dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat.
Ketahuilah, bahwa penyakit merupakan sebab pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan dengan hati, pendengaran, penglihatan, lisan, dan seluruh anggota tubuh.Inilah hikmah yang Allah timpahkan buat kita yang sakit.
Hikmah lainnya adalah menyadarkan seorang hamba.dari yang tadinya lalai dan jauh dari mengingat Allah, karena tertipu oleh kesehatan badan dan sibuk mengurus harta, untuk kembali mengingat Rabb-Nya.
Oleh karena itu Allah mencoba hambanya dengan sakit dan musibah, barulah ia merasakan, kelemahan, teringat akan dosa-dosa, dan ketidakmampuannya di hadapan Allah Ta’ala.
Seorang hamba sejatinya menempatkan rasa sakit sebagai sebuah sebuah nikmat. Mengapa? karena seringkali ketulusan muncul ketika sakit datang menimpa. Bila hamba dalam keadaan sakit maka acap kali sebuah harapan yang tulus terucap.
Sakit telah membuat kita sadar nikmat kesehatan. Maka pada detik itu pula sakit telah membuka hijab pengingat jika hidup di dunia hanya sementara.
Terkadang rasa lelah, marah, putus asa itu muncul. Tapi bagi orang yang beriman maka ia tak akan pernah berhenti percaya, tidak akan menghentikan harapannya “Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku,” (QS. Asy-Syu’araa: 80)
Allah telah memasukkan malam ke dalam siang. Allah telah menciptakan langit dan bumi. Begitu pula dengan rasa sakit. Tidak akan Allah menurunkan penyakit melainkan ada obatnya.
Saudaraku yang mungkin sekarang sedang merintih kesakitan, percayalah air mata kesabaranmu akan menjadi saksi kekuatanmu.
Sakit itu memperbaiki akhlak, kesombongan terkikis, sifat tamak di paksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan tawadhu.
Sakit itu membuat sedikit tertawa dan banyak menangis, satu sikap keinsyafan yang disukai Nabi dan para makhluk langit. Sakit meningkatkan kualitas ibadah, rukuk-sujud lebih khusyuk, tasbih-istighfar lebih sering, tahiyyat-do’a jadi lebih lama.
Dan pada akhirnya sakit membawa kita untuk selalu ingat mati, mengingat mati dan bersiap amal untuk menyambutnya, adalah pendongkrak derajat ketaqwaan.
Semoga Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa memberi kesembuhan atas penyakit yang saat ini saudara saudara derita dan Allah berikan kemudahan untuk mengambil hikmahnya.
Ujian merupakan takdir Allah yang wajib diterima minimal dengan kesabaran, Alhamdulillah jika mampu diterima dengan ridha bila kita ditimpa musibah dan sakit. Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)