PALU- Bank Indonesia Palu menggelar Capacity Building dan Silaturahmi HEBITREN Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2025 yang bertema “Pesantren Berdaya melalui Peningkatan Kapasitas Pendidikan dan Wirausaha”.

Pimpinan Bank Indonesia Palu Rony Hartawan mengatakan, perluasan keanggotaan HEBITREN yang diwujudukan dengan mengundang seluruh 55 pesantren potensial yang tersebar di Sulawesi Tengah untuk menghadiri silaturahmi ini, sehingga anggota HEBITREN Sulawesi Tengah ditargetkan menjadi 65 pesantren.

Dengan semakin luasnya keanggotaan HEBITREN di Sulteng maka rambatan ekonomi pesantren di Sulawesi Tengah juga akan semakin meluas.

“Peningkatan kapasitas melalui narasumber yang ahli dalam pembinaan ekonomi syariah dan pesantren. Oleh karenanya pada hari ini telah hadir bersama kita yakni Dr. Anas Alhifni, M.Si dari Pondok Pesantren Sunan Drajat, Jawa Timur dan K.H Mindjali dari Pondok Pesantren Modern Al-Umanaa, Jawa Barat. Kami merasa tingkat pemahaman masyarakat, khususnya di Sulawesi Tengah, terhadap prinsip- prinsip ekonomi dan keuangan syariah masih perlu ditingkatkan,” ujar Rony Hartawan, di sela-sela Capacity Building dan Silaturahmi HEBITREN Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2025, di Swiss Bell Palu, Kamis (10/4).

Dia mengatakan, berdasarkan indeks literasi Ekonomi Syariah Nasional tahun 2024 yakni sebesar 42,84% atau baru 42 orang dari 100 orang masyarakat di Indonesia yang sudah terliterasi dengan baik. “Kami percaya seiring dengan upaya peningkatan kapasitas yang dilakukan kepada pesantren mampu memperluas dampak positif sehingga bisa lebih banyak memberdayakan umat. Untuk menutup sambutan ini, saya ingin menekankan bahwa upaya-upaya penguatan pilar syariah maupun pengembangan pesantren di daerah akan sulit terwujud apabila tidak ada sinergi-kolaborasi dan inovasi,” ujarnya.

Ia mengatakan, sinergi-kolaborasi perlu diperkuat agar efek multiplier dari ikhtiar-ikhtiar baik yang dilakukan oleh HEBITREN bisa lebih luas dirasakan bagi masyarakat. Tidak hanya itu, lebih luasnya sinergi
yang nantinya dilakukan oleh HEBITREN Sulteng diharapkan bisa mengoptimalkan potensi besar pesantren yang tersebar di Sulawesi Tengah, dimana berdasarkan data yang telah dihimpun, terdapat 109 Pesantren dengan 12.533 Santri dan 1489 Pengajar yang tersebar di Sulawesi Tengah. Hal tersebut menandakan masih banyak potensi ekonomi syariah yang bisa kita optimalisasi.

Inovasi juga bisa terus kita lakukan agar pesantren bisa senantiasa relevan dengan kebutuhan zaman. Contoh nyatanya adalah WIZSTREN, sebuah platform digital yang hadir sebagai lembaga Ziswaf tingkat nasional di bawah HEBITREN yang memberdayakan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana waqaf, infaq, zakat, shadaqah.

Harapannya, dengan adanya Sinergi-Kolaborasi maupun Inovasi bisa membawa pesantren Sulteng mampu menebar keberkahan lebih luas bagi umat.

Melalui Komite Daerah Ekonomi Keuangan Syariah (KDEKS) Provinsi Sulawesi Tengah, karena secara konsisten dan istiqamah mendorong pergerakan ekonomi syariah di Sulawesi Tengah. Terlebih, ikhtiar tersebut sejalan dengan arah Kebijakan Bank Indonesia yang tengah mendorong ekonomi syariah sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru dan mewujudukan ekosistem halal inklusif yang pada akhirnya mampu mengantarkan Indonesia mencapai peringkat teratas dalam Global Islamic Ecconomy Indicator (GIEI). Berikut merupakan contoh negara yang berhasil mendorong sektor syariah beserta komoditasnya: Negara Tiongkok komoditas utama baju muslim, negara Jepang komoditas utama dalam pusat keuangan syariah, Uni Emirat Arab komoditas utama Produk halal Negara Arab Saudi komoditas utama UKM Ekonomi Syariah, Brazil komoditas utama Daging sapi halal , Indonesia Pariwisata halal dan negara Thailand komoditas utama makanan halal.

Upaya-upaya tersebut tidak lepas dari peran pesantren, dimana kehadiran pesantren diyakini mampu menciptakan pengembangan ekonomi wilayah yang inklusif karena ekosistem bisnis pesantren yang bersifat end-to-end process dari hulu ke hilir dan juga sejalan dengan syariat islam.

Komitmen Bank Indonesia terhadap pengembangan pesantren juga sangat tinggi, dimana data terakhir menunjukan bahwa terdapat 797 pesantren binaan BI yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Pesantren-pesantren tersebut utamanya memiliki usaha di bidang fesyen muslim, makanan-minuman halal, jasa, pertanian tertintergasi, hingga ekonomi hijau. Sementara itu, Bank Indonesia juga turut terlibat dalam pembentukan 28 Dewan PengurusWilayah (DPW) HEBITREN, termasuk Sulawesi Tengah dan 7 Dewan Pengurus Daerah (DPD) yang tersebar di wilayah Indonesia.

Rony Hartawan mengaku, acara hari ini merupakan tindak lanjut dari rapat kerja HEBITREN yang telah dilakukan pada Februari lalu, dimana kami berkomitmen untuk melakukan dua agenda besar.

Sementara dalam Capacity Building dan Silaturahmi Himpunan Ekonomi Dan Bisnis Pesantren (HEBITREN) Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2025, Bank Indonesia juga menyempatkan memberikan bantuan kepada tiga Ponpes seperti, Pemberian sarana produksi mesin air minum dalam kemasan botol di berikan kepada Ponpes Alkhairaat Madinatul Ilmi Dolo sebesar Rp 273.000.000, pemberian kendaraan motor roda tiga dan perlengkapan tenda di berikan kepada Ponpes Alkhairaat Siniu sebesar Rp 175.500.000 dan pemberian sarana prasarana alat mesin pertanian Darul Khairaat Tada Kabupaten Parimo sebesar Rp 161.000.000.

Reporter: Irma