SIGI – Peringatan Haul ke-47 KH. Mohammad Qasim Maragau yang digelar di Gedung Kesenian RTH Taiganja, Sabtu (6/9), menjadi ruang refleksi akan nilai keberanian, kecerdasan, dan kasih sayang yang diwariskan ulama kharismatik itu.

Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, dalam sambutannya menegaskan bahwa haul tidak boleh dipandang sekadar peringatan rutin, melainkan momen untuk meneguhkan keteladanan yang relevan lintas zaman.

“Di usia 15 tahun, beliau sudah dipercaya memimpin sebuah madrasah atas amanah langsung dari Al-Habib Idrus bin Salim Al-Jufri (Guru Tua). Sejak itu, beliau tampil sebagai pemimpin yang berani, pembela, sekaligus penuntut ilmu sejati,” ujar Gubernur.

Ia menambahkan, perjalanan hidup KH. Mohammad Qasim Maragau membuktikan bahwa keberanian, ilmu, dan ketulusan adalah bekal abadi yang akan terus dikenang lintas generasi.

“Almarhum akan selalu dikenang karena tiga nilai utama yang diwariskan: keberanian, kecerdasan, dan kasih sayang yang tulus—sebuah keteladanan yang selaras dengan semangat Guru Tua,” lanjutnya.

Keteladanan tersebut, menurut Gubernur, seharusnya menjadi pijakan masyarakat Sulawesi Tengah dalam menata masa depan. “Masyarakat hendaknya menjadikan ilmu sebagai panglima kehidupan, sekaligus meneruskan perjuangan KH. Mohammad Qasim Maragau demi lahirnya generasi cerdas dan berakhlak mulia,” tutupnya.

Bupati Sigi Mohammad Rizal Intjenae dalam sambutannya turut menegaskan posisi KH. Mohammad Qasim Maragau sebagai perintis pendidikan yang memberi andil besar bagi sejarah Alkhairaat.

Rangkaian haul diisi dengan doa, tausiyah, dan pembacaan riwayat hidup almarhum, sekaligus menjadi pengingat bahwa jasa-jasa beliau menembus batas ruang dan waktu.

Acara ini juga dihadiri Ketua Utama Alkhairaat H.S. Alwi Saggaf Aljufri, mantan Gubernur Sulawesi Tengah Rusdi Mastura, Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, serta unsur Forkopimda Kabupaten Sigi.***