BUKU berjudul “Sekolah, Hujan dan Secarik Kertas” karya Yojo Rifal, dalam waktu dekat sudah bisa dinikmati para pembaca Novel dan Cerpen di Kota Palu. Buku karya pertama pemuda asal kabupaten Sigi ini, mengulas 16 kisah di dalamnya. 16 Kisah tersebut, terangkum dalam sub tema diantaranya tentang romantika, perjuangan anak pemuda gigih, yang ingin merubah nasib namun terpaksa harus meninggalkan orang tuanya. Serta kisah, lika-liku membangun biduk rumah tangga.
Rifal mengungkapkan, sebagian hasil penjualan buku karyanya itu, akan disumbangkan ke sejumlah Yayasan Sosial di Sulteng. Seperti, panti sosial dan tempat-tempat lain yang membutuhkan. Dalam hasil penjualan buku itu juga, sebagai tabungannya membangun rumah tangga atau menikah. Rifal mengaku bersyukur, karyanya itu, mendapat respon positif dari sebagian pembaca di tanah air. Saat ini, sejumlah daerah sejak hari telah melakukan pemesanan buku tersebut, bakhan ada yang luar kota. Seperti pulau Jawa, Kalimantan dan Papua.
“penjualannya saat ini, masih pre order, masih kita buka untuk pemensanan, setelah Tanggal 22 Maret ini akan kita jual. Bicara pemesanan, kita sampai ke wilayah, Buol, Toli-Toli, ke Tojo Una-una, bahkan sampai ke Jogja, Samarinda sampai ke Jayapura. Alhamdulillah respon pasar luar biasa dengan buku ini” ungkap Rifal.
Alumni STAIN Datokarama Palu ini, mengungkapkan, niat awal dalam penulisan buku dengan segmen pembaca semua kalangan, adalah hanya iseng-iseng semata. Dari waktu ke waktu tulisan semakin menumpuk, dan akhirnya naskah itu pun kemudian dilirik oleh penerbit nasional.
“buku ini, juga berkisah di dalamnya ada cinta, orang tua, tentang hubungan kelarga, anak yang lari rumah mencari pekerjaan. Kemudain roman, ada orang yang menyangi sampai mati. Kemudian orang bertemu dan berpisah, buku ini untuk segmen orang tua dan kaum muda.” Katanya.
Rifal mengaku, sengaja memilih segementasi semua kalangan dalam karya pertamanya. Menurut dia karena penulis cerpen dan novel di Sulteng masih sangat kurang. Dan di Sigi pun, mungkin pertama yang ia lakukan. Dia berharap, dalam buku ini juga menjadi inspriasi bagi anak-anak muda di daerah ini.
Agar kelak, di daerah ini juga akan melahirkan generasi penulis yang tidak berkecil hati, dengan kondisi daerahnya walapun berada jauh dari ibu kota Negara. Anak muda Sulteng juga bisa berkarya. Dan hasil karya itu, dapat di terima di seluruh penjuru Indonesia. Ia menyatakan bahwa dalam menulis, cukup mudah dikerjakan.
Dan dengan menerbitkan buku, penulis tidak akan bisa terlupakan oleh sejarah. Dari sisi itulah, ia terdorong untuk melahirkan sebuah buku yang bisa mengabadikan namanya di daerah ini. Selain itu juga, menulis buku bisa memperkenalkan nama daerah bagi orang lain. Sehingga anak cucu, dan generasi selanjutnya akan berceriata bahwa pemuda di daerah ini, juga memiliki penulis. Jadi, generasi selanjutnya tidak lagi takut berkaya. Saat ditanya rencana ke depan, Rifal mengaku saat ini masih melakuan persiapan tour buku dan kepenulisan di Kota Palu dan Sigi. Dan tengah mempersiapkan komunitas buku bagi masyarakat. (NANANG IP)