Hasil Olahan Gula Aren Menjadi Minuman Menyegarkan

oleh -
Kadis Kehutanan Provinsi Sulteng, Nahardi memegang salah satu hasil produk olahan gula aren. (FOTO: IST)

PALU – Belum banyak yang mengenal minuman olahan gula aren yang diramu dengan beberapa rasa yang menyegarkan. Ternyata, hasil olahan ini tak kalah dengan produk minuman kemasan yang telah banyak beredar di masyarakat saat ini.

Jaryono salah seorang pegiat dan pemerhati produk-produk gula aren, telah mulai memproduksi beberapa olahan dari gula aren yang begitu banyak tumbuh hampir di seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.

“Potensi aren begitu melimpah, sayang jika tidak dimanfaatkan dan dikelola. Tak sekadar hanya menjadi gula batok yang selama ini banyak dijual di pasaran,” ujarnya, di Palu, Kamis (28/03).

Jaryono sendiri telah memproduksi minuman yang diberi label arenga forest itu dengan beberapa cita rasa, di antaranya perpaduan coklat dan aren, nangka dengan aren, durian aren serta jahe dan aren.

BACA JUGA :  Palu Barat Juara Umum STQH XXVII, Kecamatan Tawaeli Tuan Rumah Tahun Depan

”Sekalipun memang produksi masih terbatas, tapi saya bertekad dan berusaha agar produk ini bisa merebut hati masyarakat untuk menikmati produk lokal yang bahan bakunya melimpah di daerah ini,” kata pria yang kesehariannya bekerja di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Dampelas Tinombo itu.

Di satu kesempatan rapat komite konsultatif Forest Invesment Programme II di salah satu hotel di Kota Palu, belum lama ini, produk minuman dalam kemasan tersebut menjadi salah satu sajian bagi peserta rapat dan mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah, Nahardi saat hadir membuka rapat yang melibatkan pemangku kepentingan di sektor kehutanan itu.

BACA JUGA :  KPU Minta Tim Dokter Percepat Proses Pemeriksaan Kesehatan Pasangan Calon

Nahardi mengatakan, dengan hadirnya KPH, menjadi bagian upaya untuk tata kelola hutan dan mendukung ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat. Terlebih, kata, KPH juga mendapat dukungan program yang memperkuat kapasitas agar menjadi mandiri dan mendukung upaya-upaya pemberdayaan masyarakat.

“Setalah penguatan kapasitas tentunya harus ada aksi-aksi nyata. Salah satunya adalah adanya produk-produk seperti yang saat ini ada di hadapan kita. Sekalipun masih sangat sederhana, tetapi ke depan akan lebih baik semisal dari sisi kualitas dan kuantitas dan kegunaan produk,” ungkapnya.

Menurutnya, jangan takut untuk memulai atau berbuat, karena jika tidak dimulai maka tidak akan diketahui kekurangan, masalah maupun kendala yang akan dihadapi, termasuk solusi untuk menyelesaikannya.

BACA JUGA :  Hoax! Kasus Cacar Monyet di Kawasan IMIP

”KPH harus sudah mulai melakukan aksi-aksi nyata karena penguatan kapasitas untuk menuju kemandirian terus dilakukan. Saya ingin melihat produk yang ada ini bisa ditampilkan pada Expo Sulteng mendatang,” tegasnya. (RIFAY)