Setelah gema takbir menggetarkan jiwa pada Hari Raya Idul Adha, kita memasuki tiga hari istimewa dalam kalender hijriyah yang disebut sebagai Hari Tasyrik.

Tiga hari yang kadang luput dari perhatian, padahal memiliki nilai ibadah dan makna spiritual yang sangat dalam. Hari Tasyrik berlangsung pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, tiga hari setelah hari raya kurban.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Hari-hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan berdzikir kepada Allah.” (HR. Muslim)

Hadis ini menyiratkan bahwa Hari Tasyrik adalah momentum untuk merayakan nikmat Allah dengan penuh rasa syukur, bukan untuk menyiksa diri dengan lapar dan dahaga.

Oleh karena itu, berpuasa pada Hari Tasyrik diharamkan, karena hari-hari ini termasuk hari raya bagi umat Islam.

Lebih dari sekadar hari libur atau pelengkap Idul Adha, Hari Tasyrik memiliki tiga keistimewaan utama

Hari Zikir dan Takbir. Hari Tasyrik adalah hari-hari untuk memperbanyak dzikir kepada Allah. Di antara dzikir yang ditekankan adalah takbir muqayyad, yaitu takbir yang dilafalkan setelah setiap salat fardu, sejak subuh 9 Dzulhijjah (hari Arafah) hingga asar 13 Dzulhijjah.

Ini adalah bentuk nyata menghidupkan syiar Islam dengan lisan yang basah oleh pujian kepada-Nya.

Hari Penyempurnaan Qurban. Bagi yang belum sempat menyembelih hewan qurban pada 10 Dzulhijjah, syariat masih memberi waktu hingga akhir 13 Dzulhijjah.

Ini membuktikan bahwa semangat berkurban tidak hanya terikat pada satu hari saja, tetapi menjadi rangkaian ibadah yang mencerminkan kepedulian sosial dan ketakwaan.

Hari Konsolidasi Syukur. Dalam suasana Hari Tasyrik, umat Islam diajak untuk merenungkan makna pengorbanan Nabi Ibrahim dan keikhlasan Nabi Ismail, serta menggali kembali semangat ukhuwah islamiyah, solidaritas, dan penguatan iman.

Hari Tasyrik bukan hanya perayaan lahiriah, tetapi juga ruang mempertebal batiniah kita kepada Sang Pencipta.

Di tengah dunia yang sibuk dan kadang mengaburkan makna spiritual hidup, Hari Tasyrik datang sebagai jeda yang penuh hikmah. Ia mengingatkan kita untuk melambat sejenak, merenung, dan menghidupkan hati dengan dzikir serta rasa syukur atas limpahan karunia-Nya.

Mari kita makmurkan hari-hari ini dengan memperbanyak takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih.

Mari kita jadikan Hari Tasyrik sebagai momentum meneguhkan komitmen kita kepada Allah, sambil terus berbagi kepada sesama dalam semangat kurban. Wallahu a’lam

Rifay (Redaktur Media Alkhairaat)