PALU- Di hari ke dua, Selasa (2/5) memeriahkan Festival Raodhah Sis Aljufri, panitia masih menggelar lomba dengan kategori pendidikan. Lomba ini merupakan rangkaian haul ke-55 Habib Sayid Idrus bin Salim Al Jufri atau Guru Tua, dan Pekan Silaturahmi Nasional Alkhairaat ke II.
Koordinator Lomba Hifdzul Qur’an Ustad Akhmad Hadi Rumi mengatakan dalam Pesan Alkhairaat II itu ada tiga bidang lomba pendidikan, seni dan olahraga, berkaitan dengan Guru Tua.
“Untuk pendidikan tersebut terbagi 4 cabang yaitu musabaqah Qiratul Kutub (membaca kitab), antara MDA Alkhairaat dan pondok pesantren, lomba ceramah Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab. Lokasi musabaqah Qiratul Kutub diadakan di pondok pesantren putra, lomba ceramah dan bahasa Arab lokasinya berada di Universitas Alkhairaat (UNISA),” paparnya kepada Media Alkhairaat Online, ditemui di Ponpes Putra Alkhairaat, Selasa (2/5).
Kemudian lanjut dia, lomba cerdas cermat agama Islam tingkat SMP dan SMA sederajat lokasinya lomba di Madrasah Aliyah Alkhairaat.
Lalu lomba musabaqah Hifzul Quran tingkat SD, SMP dan SMA sederajat lokasi lomba di Madrasah Tsanawiyah Alkhairaat. Untuk tingkat SD dan SMP nya menghafal juz 30 atau juz 1. Sedangkan untuk tingkat SMA menghafal juz 1 sampai juz 5.
“Peserta yang mendaftar sampai pada teknikal meeting 40 orang semua tingkatan, Walaupun tidak semua ikut,” bebernya.
Ia menjelaskan, menjadi indikator penilai lomba Hifdzul Qur’an merujuk penilaian MTQ dan STQ yaitu bidang tahfidz, tajwid dan fasaha.
Peserta lomba hifdzul Qur’an kali kedua ini cukup antusias mendaftar, hanya saja sosialisasinya masih kurang. Ia menyebutkan, tantangan Hifdzul Qur’an perlu diperbaiki menghafal Alquran bacaannya dulu. Kalau bacaannya sudah baik, hafalannya pasti baik.
“Kalau bacaan berarti harus perhatikan tajwid, fasaha dan makhrijul hurufnya,” bebernya.
Ia menyarankan untuk perbaikan lomba hifdzul Qur’an kedepannya, enam bulan sebelumnya sudah ada seleksi tingkat daerah. Hasil daerah itu, berlomba dakan perhelatan di haul atau Pesan.
Olehnya bagi semua sekolah menyiapkan peserta didiknya, khususnya abnaulkhairaat meningkatkan kualitasnya. Bukan mendidik peserta didik kita mau jadi apa, tapi bagaimana mereka bisa menjadi apa kedepan.
“Jadi kreatif, inovasi dan lain sebagainya, tidak harus mengejar satu tujuan. Tapi kalau kita menciptakan generasi kita yang bisa jadi apapun sesuai masanya, itu harapan kami,” imbuhnya.
Salahsatu peserta perwakilan dari Pesantren Dar El-Mustafa, Rofiq mengatakan, dirinya pernah mengikuti lomba Hidfzil Qur’an di Kulawi, Kabupaten Sigi.
Ia menyebutkan, dengan sering mengikuti lomba semakin menambah wawasan dan motivasi.
“Terpacu semangat memperlancar hafalan,” ujar Rofiq telah menghafal 5 juz.
Peserta lainya Mugni Halim dari Pondok Pesantren Alkhairaat Putra mengaku sangat gugup mengikuti lomba, sebab belum ada persiapan sebab baru selesai berlibur.
Reporter: IKRAM
Editor: NANANG