PARIMO – Bagian Perekonomian Sekretaris Daerah (Setda) Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melakukan pemantauan sejumlah harga bahan pokok yang berada di wilayah itu.
Hal itu dilakukan menjelang memasuki pekan kedua pelaksanaan bulan suci Ramadan, harga pelbagai jenis Sembako masih terbilang stabil.
Kepala Bagian Ekonomi Setda Parimo, Haris Rahim mengatakan, untuk mengantisipasi gejola kenaikan harga, saat momen bulan puasa, dan jelang perayaan lebaran. Pihaknya melakukan pemantauan harga disejumlah pasar yang ada.
“Hasil pantau menunjukan, harga Sembako seperti minyak goreng, gula pasir, beras, tepung terigu, kacang-kacangan, dan rempah, masih stabil. Kami melaksanakan pemantauan harga, didua Pasar yakni Pasar Tolai di Kecamatan Torue, dan hari ini di Pasar Sentral Parigi di Kecamatan Parigi,”ungkapnya ditemui Jum’at (23/4).
Ia menjelaskan, untuk stok berbagai jenis Sembako juga dipastikan aman, hingga jelang perayaan lebaran nanti, seperti harga Cabe masih berada diharga Rp 80 ribu perkilogram telah mengalami penurunan.
Selain harga Sembako pihaknya juga, ikut memantau penyaluran gas elpiji 3 Kg disejumlah pangkalan. Guna mengantisipasi, adanya oknum yang mengambil keuntungan, dengan membeli lebih dari satu tabung.
“Pengecer sebenarnya tidak dibenarkan menjual gas elpiji 3 Kg. Namun, tetap saja ada yang menjual gas diluar harga HET,”kata dia.
Dia menambahkan, sebelumnya Bagian Perekonomian telah memberikan tindakan kepada pangkalan yang dianggap telah melakukan pelanggaran. Diantaranya, sanksi administrasi berupa teguran kepada pemilik pangkalan, hingga penangguhan pengisian gas elpiji 3 Kg.
“Karena saya masih baru. Kalau sebelumnya sudah ada yang ditindak, diberikan sanksi administrasi berupa teguran dan penangguhan. Kalau mengulang lagi, kami berikan sanksi tegas hingga pencabutan izin,”tandasnya.
Lanjut dia, berdasar surat edaran Gubernur Suteng , harga gas elpiji 3 Kg berdasarkan radius atau jarak dari SPBE. Sehingga ditetapkan, untuk wilayah Parigi HET-nya Rp18.000 per tabung.
Namun, kenyataan dipangkalan HET tersebut tidak digunakan, melainkan menetapkan harga Rp 20.000,- per tabung. Tetapi, masih dapat ditolerir pihaknya.
“Pangkalan beralasan Harga Rp. 18.000,-, karena uang kembalinya tidak ada. Makanya jadi Rp. 20.000,- per tabung,” tutupnya. (
Reporter : Mawan
Editor : Yamin