Harga Kakao Tembus Rp180 ribu Perkilogram, Petani Sigi Semangat Merawat Kebunnya

oleh -
Asdar Petani desa Toro sedang membersihkan kakao untuk di jemur, Jumat (17/5). Foto : IKRAM

SIGI- Petani kakao di Kabupaten Sigi kembali semangat merawat tanamannya, imbas naiknya harga kakao tembus Rp180 ribu perkilogram.

“Tiga pekan lalu harga kakao tembus Rp180 ribu perkilogram. Sekarang sudah mulai turun Rp110 -115 ribu perkilogramnya,” kata salah satu petani kakao, Desa Watukilo, Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi, Taufik,Sabtu (18/5).

Ia mengatakan, naiknya harga kakao baru sekitar pertengahan Februari 2024, harga kakao sebelum naik berkisar Rp35- 50 ribu perkilogram, lambat laun harga kakao terus merangkak naik sampai pernah tembus Rp180 ribu perkilogramnya.

Ia sendiri baru menjual kakaonya bila sudah terkumpul banyak atau ada kebutuhan mendesak. Untuk pemasarannya biasanya petani kakao didatangi oleh pembeli, ada juga menjual ke pengepul.

Ia menjelaskan, dengan naiknya harga kakao , petani lebih semangat lagi merawat kebun kakaonya dengan memberikan pupuk buah, membersihkan rumput liar sekitar pohon.

Hal senada disampaikan Petani Desa Toro Asdar, dengan naiknya harga kakao tembus ratusan ribu lebih, dirinya lebih sering pergi ke kebunnya.

Mengingat, naiknya harga kakao tersebut kata dia, ada tangan -tangan jahil mengambil buah kakao petani, menggunakan kesempatan imbas harga kakao naik.

“Kalau tidak sering ke kebun, biasanya buah kakao sudah masak orang ambil,” pungkasnya.

Reporter: IKRAM/Editor: NANANG