PALU – Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin, didampingi Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kadis Perindag beserta sejumlah pejabat, melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Inpres Manonda dan Pasar Masomba, Kamis (18/09).

Imelda mengatakan, sidak dilakukan sebagai respon adanya perbedaan harga beras yang cukup signifikan di dua pasar tersebut.

Di Manonda, kata dia, harga beras sebesar Rp14 ribu per liter. Sementara di Masomba mencapai Rp15 ribu dengan jenis beras yang sama.

“Ini yang harus kita antisipasi agar harga beras di dua pasar induk ini sama,” jelasnya.

Untuk mengatasi perbedaan harga tersebut, Imelda meminta Dinas Perindag untuk mengundang asosiasi beras dan para pedagang, guna menyepakati mekanisme distribusi yang adil.

Imelda memastikan stok beras di Kota Palu dalam kondisi aman, bahkan diperkirakan akan semakin membaik setelah panen raya di Kabupaten Parigi Moutong, minggu depan.

“InsyaAllah dengan panen raya di Parigi Moutong minggu depan, harga beras bisa turun lagi,” harapnya.

Terkait beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), Imelda menyampaikan bahwa peminatnya cukup banyak.

Dia juga menepis isu terkait kualitas beras SPHP yang disebut keras atau berwarna kuning.

“Saya sudah coba sendiri beras SPHP, tidak ada masalah. Warnanya putih, bukan kuning seperti isu yang beredar. Masyarakat tidak perlu ragu untuk membeli beras SPHP,” terangnya.

Dari hasil sidak, ditemukan harga sejumlah bahan pokok yang relatif stabil.

Harga bawang merah tercatat di kisaran Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram, tergantung jenis dan asal daerah.

Harga minyak goreng, termasuk merek Minyakita, berada di angka Rp15.700 per liter.

Untuk telur, harga masih terkendali, yakni Rp52 ribu per rak untuk ukuran kecil, Rp55 ribu untuk ukuran sedang, dan Rp60 ribu untuk ukuran jumbo.

Imelda menyebutkan kemungkinan adanya penyesuaian harga menjelang nataru, namun pemerintah akan berupaya menekan lonjakan harga tersebut. ***