JAKARTA – Pemerintah secara resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan nonsubsidi mulai hari ini, Sabtu 3 September 2022.
Harga Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Harga biosolar dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter
Sementara harga Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati memastikan ketersediaan (stok) BBM Subsidi di seluruh SPBU dalam posisi aman pasca penyesuaian harga oleh pemerintah.
Nicke memantau ketersediaan BBM dengan meninjau langsung Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC) yang berada di Gedung Grha Pertamina bersama Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono, Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Dedi Sunardi, dan Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra.
Angka yang dipantau merupakan jumlah ketersediaan secara realtime yang ada di lapangan.
“Kami memastikan ketersediaan stok BBM Subsidi di SPBU dalam kondisi aman dan kami terus melakukan pemantauan kondisi penyaluran BBM Subsidi di lapangan,” kata Nicke.
Nicke menambahkan, melalui PIEDCC, Pertamina juga dapat memastikan penjualan BBM mengikuti ketentuan dalam Perpres 191/2014, sehingga kendaraan tidak dapat melakukan pembelian secara berulang dengan volume yang tidak wajar.
Dari pantauan lewat PIEDCC, untuk ketersediaan stok BBM Subsidi jenis Pertalite berada di level 18 hari. Sedangkan jenis Solar dalam posisi 20 hari dan terus diproduksi.
Pertamina juga memastikan seluruh kilang beroperasi secara penuh.
Nicke mengatakan, lewat pantauan PIEDCC, Pertamina dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam memastikan ketersediaan stok BBM hingga di SPBU.
PIEDCC juga menyajikan data penyaluran energi secara realtime di seluruh rantai distribusi, mulai Kilang, Terminal BBM, hingga SPBU.
Nicke mengatakan, setelah penyesuaian harga baru ini, subsidi dari Pemerintah masih tetap ada, sehingga harga jual Pertalite dan Solar masih tetap di bawah harga keekonomian dan masih lebih murah dibandingkan harga kompetitor atau beberapa negara lain dengan spesifikasi sejenis.
Terkait dengan waktu pemberlakukan penyesuaian harga yang cukup singkat dari Pemerintah, Nicke menegaskan Pertamina siap dan seluruh SPBU telah melakukan penyesuaian sesuai arahan pemerintah.
“Dengan telah diterapkannya digitalisasi SPBU, penyesuaian harga dapat langsung dilakukan dari PIEDCC, sehingga penyesuaian harga dapat dilakukan dalam waktu singkat sesuai keputusan pemerintah, mengingat BBM Subsidi merupakan penugasan yang harus dipertanggungjawabkan kepada negara,” tutup Nicke.
Sementara itu, Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Sulawesi, Taufiq Kurniawan, mengatakan, Pertamina hanya bertugas menyiapkan stok BBM untuk konsumsi masyarakat.
Ia menegaskan, jika ada SPBU yang tutup selama 1 sampai 2 Jam setelah pengumuman kenaikan BBM, maka segera laporkan ke pihaknya.
“Kami sedang melakukan penyesuaian harga di dispenser dan totem SPBU menyesuaikan pengumuman dari pemerintah,” kata Taufiq.
Ia pun merincikan stok dan ketahanan BBM di Sulteng per 3 September 2022, yakni biosolar sebanyak 9.053 kiloliter dengan konsumsi sebanyak 695 kiloliter serta ketahanan mencapai 8 kali lipat lebih.
“Stok pertalite sebanyak 11.012 kiloliter, konsumsi sebanyak 1.154 kiloliter sehingga ketahanan hampir 10 kali lipat,” tutupnya. (RIFAY)