PALU- Politisi eks Partai NasDem Sulawesi Tengah, Muhammad Hamdin yang kini hengkang ke Partai Perindo. Kepindahanya, dikarenakan tidak sevisi lagi dengan partai tersebut. Bahkan partai NasDem nilainya, gagal memanfaatkan keuasaan.
“Partai NasDem sukses memimpin kami saat berjuang, namun gagal memimpin saat berkuasa.
Kemenangan NasDem Sulteng, tidak main-main di daerah ini. Pemenang pertama legislatif pada pemilu tahun 2019 dengan menempatkan Nilam Sari Lawira sebagai Ketua DPRD Provinsi dan di kabupaten kota juga sukses menempatkan kadernya duduk di kursi unsur pimpinan, bahkan ketua DPRD seperti di kabupaten Parimo, Morowali, Kabupaten Tojo Unauna dan Banggai Kepulauan,” ujarnya saat konferensi pers pengunduran dirinya sebagai kader Partai NasDem, di Santika Hotel, Senin (8/5).
Sebagaimana diketahui NasDem merupakan partai berkuasa di Sulteng, yang memenangkan Pilkada di Sulteng. Mulai dari gubernur, wakil gubernur, ketua DPRD, bupati Donggala, Tojo Unauna, Banggai dan Morowali.
“Bupati Donggala juga dipecat, Tojo Unauna dijauhi, mungkin sebentar lagi Banggai. Gubernur tidak usah dicerita, sudah jadi rahasia umum soalnya. Bahkan sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu, yang memaksa istri gubernur berhenti dari jabatan sebagai pimpinan partai NasDem di Kota Palu,” imbuhnya.
Akibatnya, kekuasan luar biasa yang diraih NasDem hari ini tidak bisa dimaksimalkan untuk memenuhi janji politik di masa lalu. Justru sebaliknya, bikin janji baru ingin membangun Sulteng lebih baik.
“Jangan-jangan, ini akibat para pimpinan partai itu yang bapper terhadap kadernya di kekuasaan atau ada soal lain?” sindirnya.
Dirinya saat ini sudah berada di partai Perindo dan sudah mengantongi kartu tanda anggota (KTA) Perindo.
“Ada pernyataan dari sekretaris DPW Partai NasDem Sulteng Aristan menanggapi kemunduran saya dari Partai Nasdem. Bedakan, mana pikiran organisasi dan mana pikiran individu,” ujar Muhammad Hamdin.
Mengenai tudingan Aristan bahwa dia baper, kata Hamdin, mantan Cawalkot itu tidak mengerti apa itu politik.
Reporter: IRMA
Editor: NANANG